Muncul isu adanya tentara bayaran asing yang berperang untuk Ukraina sejak Februari 2022. Salah satunya disebut jika ada warga negara Indonesia (WNI).
Isu itu muncul setelah Kementerian Pertahanan Rusia membuat data yang juga dirilis Kedutaan Besar Rusia di Jakarta. Data itu menyebut ada 10 WNI yang dinyatakan telah bergabung dengan militer Ukraina, empat di antara disebut telah tewas 'dihabisi' Rusia.
Berdasarkan data yang diungkapkan Rusia, sedikitnya 13.387 'tentara bayaran' telah bertolak ke Ukraina untuk bertempur demi Kyiv. Dari jumlah itu, sebanyak 5.962 di antaranya dikonfirmasi telah tewas dibunuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusia Disebut Berdusta
Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk RI, Vasyl Hamianin, buka suara soal adanya klaim Rusia itu. Vasyl menyebut pernyataan Rusia itu bohong.
"Rusia membuka mulut hanya untuk melontarkan kebohongan," ujar Vasyl kepada wartawan, Jumat (15/3/2024).
Seraya menyebut Rusia sebagai pembohong, Vasyl mempertanyakan bukti dari klaim mengenai tentara bayaran tersebut. Dia memandang bahwa pernyataan ini adalah upaya propaganda.
"Apakah Anda melihat bukti apa pun, selain kata-kata kosong dan tuduhan propaganda Rusia? Selain itu, mengapa Anda tidak bertanya kepada pihak berwenang di negara yang diduga mengirim tentara bayaran ke Ukraina? Saya ulangi, apakah ada bukti dan faktanya?" katanya.
"Jika tidak, kita semua tahu bahwa penguasa Rusia adalah pembohong dan provokator profesional. Saya tidak punya informasi mengenai hal ini," tambahnya.
Lebih lanjut, dia malah menyebut banyak warga negara Asia hingga Afrika yang menjadi tentara bayaran untuk Rusia. Dia mengaku memiliki semua bukti itu.
"Namun saya tahu bahwa ada warga negara dari beberapa negara di Asia, Afrika, Amerika Latin yang berperang sebagai tentara bayaran di tentara Rusia. Dan semuanya menjadi berita. Semua terbukti," katanya.
Bagaimana respons Kemlu RI? Simak di halaman selanjutnya:
Simak Video: Kota Belgorod Rusia Diserang Saat Pilpres, 2 Orang Tewas
Respons Kemlu RI
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI buka suara soal klaim Rusia itu. Juru bicara Kemlu, Lalu Muhamad Iqbal, menjelaskan setiap tentara bayaran tak ada kaitan dengan negara asalnya.
"Tentara bayaran itu tidak ada kaitan dengan negara asal karena dia bekerja untuk perusahaan yang membayar dia," kata Iqbal saat ditemui di Bandara Internasional Lombok, dilansir detikBali, Sabtu (16/3/2024).
Menurut Iqbal, warga negara Indonesia memang cukup berpotensi menjadi tentara bayaran di beberapa negara. Namun, selama proses perang, tentara bayaran di sana sama sekali tidak mewakili pandangan dan posisi politik Indonesia.
"Tidak ada kaitannya dengan posisi politik Indonesia. Dia sebagai individu, dia berperang untuk orang yang membayar dia," beber Iqbal.
Menurut Iqbal, tentara bayaran sudah menjadi hal lumrah di dunia internasional. Bahkan beberapa perusahaan, di antaranya di Prancis, Ukraina, dan Amerika, secara terang-terangan merekrut tentara bayaran untuk tambahan personel.
Iqbal menegaskan tentara bayaran itu bukan utusan negara asal.
"Tentara bayaran itu sudah jamak di dunia Internasional. Jadi dia tidak diutus oleh negara asalnya," kata Iqbal.