Ketua RW Ungkap Proyek Polder Tanjung Barat Dikeluhkan Warga-Pedagang

Ketua RW Ungkap Proyek Polder Tanjung Barat Dikeluhkan Warga-Pedagang

Rumondang Naibaho - detikNews
Sabtu, 16 Mar 2024 16:42 WIB
Proyek pengerjaan polder di sekitar Jalan Nangka Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan yang menutupi akses jalan (Ondang/detikcom)
Proyek pengerjaan polder di sekitar Jalan Nangka Raya (Tanjung Barat), Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang menutupi akses jalan (Ondang/detikcom)
Jakarta -

Proyek pengerjaan polder di sekitar Jalan Nangka Raya (Tanjung Barat), Jagakarsa, Jakarta Selatan, menuai keluhan warga. Di antaranya perihal penutupan akses jalan yang turut menyebabkan dampak ekonomi terhadap pelaku usaha di sekitar.

Ketua RW 005 Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Syaifudin mengatakan memang kawasan itu bukan akses jalan utama, melainkan jalan alternatif dari arah Jalan TB Simatupang menuju Jalan Raya Tanjung Barat dan Jalan Raya Lenteng Agung. Di situ, kata dia, terdapat berbagai tempat usaha, seperti pedagang kaki lima, minimarket, hingga tempat pijat refleksi.

"Ini pedagang-pedagang semua, malah mereka sempat mengajak demo, karena memang efeknya ke omset mereka," ujarnya saat ditemui detikcom, Sabtu (16/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena akses ke sininya terganggu, sama sekali nggak bisa (dilalui). Yang biasanya yang mau ke arah Lenteng pasti kan lewat sini, entah itu orang salat atau kerja, sekarang nggak ada akses sama sekali. Jadi cuma warga saja (yang lewat)," tambahnya.

Tak hanya itu, Syaifudin menuturkan pengerjaan proyek itu turut berdampak kepada aktivitas masyarakat umum. Sebab, rangkaian pengerjaan proyek polder itu dilakukan di beberapa titik, seperti di Jalan TB Simatupang, Jalan Raya Tanjung Barat, juga di Jalan Nangka Raya.

ADVERTISEMENT

"Kalau secara aktivitas, mereka juga sangat terganggu. Saya sering ngobrol di masjid, warga bilang kalau lewat sini bisa berjam-jam kena efek di (sekitar) Antam itu macetnya," jelasnya.

Terlebih, kata dia, kemacetan kerap terjadi pada hari kerja. Tak jarang lalu lintas sampai terhenti akibat padatnya volume kendaraan yang melintas saat jam tertentu.

"Apalagi di hari kerja, sangat macet, bisa sampai Ragunan. Sampai stuck (lalu lintasnya), bisa cukup lama stuck-nya," pungkasnya.

Syaifudin menuturkan, pengerjaan proyek itu dimulai sekitar bulan Juni 2023 lalu. Berdasarkan sosialisasi awal, kata dia, pengerjaan proyek itu dijanjikan rampung pada akhir Desember 2023.

Namun, lanjut Syaifudin, realitasnya, pekerjaan proyek tak selesai pada waktu yang dijanjikan. Hingga kemudian pihaknya menerima konfirmasi banyak pengerjaan harus mundur hingga Februari 2024.

"Memang di awal-awal sosialisasi pembangunan proyek tahapan awalnya ini itu sampai Desember 2023. Kemudian pemberitahuan berikutnya molor lah istilahnya sampai di akhir Februari untuk yang di sini," ungkapnya.

Tenggat yang dijanjikan kembali tak ditepati. Hingga saat ini, Syaifudin mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut perihal target penyelesaian proyek itu.

"Belum, tidak ada (komunikasi lagi). Saya terakhir berkomunikasi bilangnya akhir Februari. Karena saya bilang saya dipertanyakan sama warga, saya yang ditanya kapan ini selesai. Akhirnya kita bertanya juga (ke kontraktor)," jelasnya.

Simak juga 'Penyebab Peralihan Musim Tak Terjadi Serempak di Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]



(ond/dek)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads