Salat Jumat adalah ibadah yang dilaksanakan laki-laki muslim setiap hari Jumat. Setiap salat Jumat, ada khatib yang bertugas menyampaikan khutbah Jumat dengan topik tertentu.
Khusus bulan Ramadhan, khutbah Jumat biasanya mengangkat tema seputar puasa dan hal-hal terkait bulan Ramadhan. Berikut beberapa contoh teks khutbah Jumat awal Ramadhan yang bisa dijadikan referensi.
4 Contoh Teks Khutbah Jumat Awal Ramadhan
Hari ini, 15 Maret 2024 adalah Jumat pertama di bulan Ramadhan 2024/1445 H. Jumat ini juga merupakan momentum salat Jumat pertama di bulan Ramadan 2024.
Dilansir buku 'Syiar Ramadan Perekat Persaudaraan: Materi Kuliah dan Khutbah di Masjid dan Musala Selama Ramadan' oleh Kemenag RI dan situs resmi Kemenag, berikut contoh teks khutbah Jumat awal Ramadhan 2024.
1. Khutbah Jumat Awal Ramadhan 2024: Ramadan Meningkatkan Kesalihan Keluarga
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Keluarga merupakan merupakan bagian penting dalam kehidupan. Keluarga juga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang. Biasanya, jika keluarganya baik, maka baik pula budi pekerti seluruh anggota keluarga tersebut secara umum.
Kepala keluarga memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk mengantarkan seluruh anggota keluarganya masuk surga dan terhindar dari api neraka. Amanat dan tanggung jawab tersebut langsung Allah sendiri yang memberikan kepada seluruh kepala keluarga sebagaimana termaktub dalam ayat berikut:
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Q.S. At-Tahrim: 6).
Jika kita renungkan ayat di atas, ternyata amanat tersebut tidak ringan. Bukan cuma modal saleh saja, tapi keluarga tentu harus mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk mensalih-kan istri dan anak-anaknya. Cara yang paling mudah adalah meneladani kehidupan keluarga Rasulullah SAW dan juga keluarga Nabi Ibrahim AS. Dengan disebutnya dua keluarga ini dalam bacaan tahiyat akhir, sudah tentu kita memahami secara tidak langsung mengandung perintah kepada kita untuk meneladani mereka.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah
Marilah sejenak kita mengamati sejenak keluarga Nabi Ibrahim AS. Seluruh anggota keluarga ini sanagt salih tentunya. Ibrahim AS sudah pasti salih karena beliau adalah seorang nabi. Begitu juga dengan kedua istrinya, Sarah dan Hajar Alaihimas Salam. Dan anak-anak beliau semuanya juga salih, terutama Ismail dan Ishaq Alaihimas Salam. Kita tentu teringat bagaimana Allah menguji keluarga mulia ini dengan perintah menyembelih putra tercinta, Ismail yang kala itu masih sangat belia dan belum menjadi nabi. Keluarga mulia ini pasrah dan taat terhadap perintah Allah. Bila kita bandingkan, tidak semua kepala keluarga yang salih memiliki istri dan anak yang juga salih. Jika kita diperintahkan untuk meneladani keluarga Nabi Ibrahim AS, tentunya lebih-lebih lagi kita harus meneladani keluarga
Rasulullah SAW.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Sebagaimana yang telah khatib singgung bahwa kepala keluarga yang salih otomatis seluruh anggota keluarganya pasti saleh. Masih ingatkah kita dengan istri dan salah satu putra beliau yang ternyata tidak beriman. Begitu juga dengan Nabi Luth AS. Walaupun beliau adalah nabi yang sudah pasti salih, namun sang istri berkhianat terhadap sang suami. Peristiwa faktual tersebut disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur'an sebagai berikut:
"Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami;
lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksaan) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), "Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)." (Q.S. At-Tahrim: 10).
Bagaimana bentuk penghianatan mereka kepada suami? Mari kita simak penafsiran ayat di tas melalui Tafsir Al-Jalalain:
"Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya) dalam masalah agama, karena ternyata keduanya kafir dan adalah istri Nabi Nuh yang dikenal dengan nama Wahilah telah berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya Nuh ini adalah orang gila." Sedangkan istri Nabi Luth yang dikenal dengan nama Wailah, memberikan petunjuk kepada kaumnya tentang tamu-tamunya, yaitu bahwa jika tamu-tamu itu tinggal di rumahnya, maka ia akan memberi tanda kepada mereka dengan api di waktu malam dan kalau siang hari dengan memakai asap (maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu) yaitu Nabi Nuh dan Nabi Luth tidak bisa menolong (mereka berdua dari Allah) dari azab-Nya (barang sedikit pun; dan dikatakan) kepada kedua istri itu ("Masuklah kamu berdua ke dalam neraka bersama orang-orang yang memasukinya") yaitu bersama orang-orang kafir dari kalangan kaum Nabi Nuh dan kaum Nabi Luth."
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Jika Nabi Nuh dan Nabi Luth mengalami hal demikian, tentu kita lebih berpotensi mengalami hal demikian. Sekali lagi, ayat ini menjadi bukti bahwa membina keluarga salih tidaklah mudah walapun kita sendiri merasa salih. Oleh karena itu, janganlah lalai dalam membina keluarga.
Janganlah merasa bosan untuk memerintahkan dan mengingatkan anak dan istri kita untuk menjaga shalat, berpuasa Ramadan dan menjalankan syariat Islam dengan sebaik-baiknya. Jangan lalai untuk memberikan pendidikan agama yang sangat cukup, baik melalui sekolah-sekolah Islam maupun majlis ilmu yang marak diselenggarakan di masjid-masjid atau majlis taklim.
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia
Bulan Ramadan merupakan momen yang paling tepat untuk meningkatkan kesalihan keluarga kita di rumah. Dengan segala kerendahan hati, khatib menawarkan langkah-langkah praktis untuk mewujudkan hal tersebut.
Yang pertama, manfaatkanlah waktu sahur atau berbuka puasa untuk berbincang-bincang lebih dengan anak-anak dan istri kita. Di hari lain, terkadang kita tidak bisa makan bersama dengan mereka karena alasan kesibukan. Saat santap sahur atau berbuka, kita bisa menanyakan kabar mereka, shalat mereka, puasa mereka, pergaulan mereka dan lain sebagainya. Komunikasi efektif dan hangat tentu sangat membantu untuk meningkatkan kecintaan dan perhatian kita kepada mereka,
Yang kedua, buatlah kesepakatan kepada seluruh anggota keluarga kita untuk menjadikan Ramadan sebagai momen yang paling tepat untuk meningkatkan ibadah. Buatlah kesepakatan kepada mereka bahwa seluruh anggota keluarga melaksanakan shalat tahajud minimal dua rakaat sebelum makan sahur misalnya.
Buatlah juga kesepakatan dengan mereka bahwa ayah sebagai kepala keluarga untuk istiqamah shalat berjamaah di masjid dengan anak-anak lakinya. Buatlah kesepakatan dengan mereka untuk istiqamah melaksanakan shalat tarawih sebulan penuh kecuali jika ada uzur yang mendesak.
Buatlah kesepakatan dengan seluruh anggota keluarga untuk menjaga kualitas puasa dengan tidak ghibah, berkata kasar, menghina, mencela atau mencaci orang. Dan juga membuat kesepakatan agar menggunakan seluruh anggota tubuh kita untuk hal-hal yang bernilai ibadah.
Dan juga kita tidak lupa untuk membuat kesepakatan kepada keluarga kita agar menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur'an. Buatlah kesepakatan untuk meminimalisasi penggunaan Handphone, TV atau perangkat elektronik lainnya yang dapat melalaikan kita dari ibadah kepada Allah.
Buatlah juga kesepakatan kepada keluarga kita untuk bersedekah sesuai kemampuan setiap hari. Bukan dilihat seberapa besar uang yang mereka sedekahkan, tapi yang sangat mahal adalah jika kebiasaan positif ini terus membekas sampai mati.
Yang ketiga, setelah kesepakatan dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh anggota keluarga, maka kesepakatan tersebut harus dijalankan dengan konsisten. Buatlah juga kesepakatan mengenai sanksi yang harus dijalankan oleh anggota keluarga yang melanggar. Dan jangan lupa sepakati juga bentuk apresiasi yang harus diperoleh untuk anggota keluarga yang berhasil menjalankannya dengan baik.
Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Langkah praktis yang baru saja khatib tawarkan mungkin tidak biasa dilakukan oleh umumnya kepala keluarga. Namun, tidak ada salahnya jika kita mencoba dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Semoga saja Ramadan tahun ini bisa kita jadikan momen yang sangat tepat untuk meningkatkan kesalihan keluarga kita, Aamiin.
Agar kita tetap semangat dan sabar mendidik keluarga, ada baiknya kita simak hadis Rasulullah berikut:
Saya memberi wasiat kepada kalian agar tetap bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan taat kepada (pemerintah) walaupun yang memerintah kalian seorang hamba sahaya (budak) (HR Tirmidzi)
Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikian khutbah singkat pada Jumat yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.
Cek teks khutbah Jumat awal Ramadan berikutnya di halaman selanjutnya.
(kny/imk)