Di saat bersamaan, Ipda Apriliando juga menderita penyakit yang sampai sekarang tak diketahui jenisnya. Karena penyakit itu, setengah tubuhnya menghitam seperti terbakar.
"Momen saat anak saya sakit sampai koma dua bulan, akhirnya harus operasi besar. Pada saat itu saya juga sakit. Anak saya anak spesial, anak saya dinyatakan epilepsi, sekarang saja sedang di rumah sakit karena anak saya opname," jelas dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya waktu itu tidak diketahui sakitnya, tapi kulit saya terbakar, setengah badan hitam seperti kebakar. Sampai saya cek ke Jakarta, ke 5 rumah sakit, tapi hasilnya nihil. Saat ini alhamdulillah memudar," sambung dia.
Sejak dia dan anaknya sakit, dia bertekad akan membantu warga yang sakit. Karena sebelumnya sudah dekat dengan panti asuhan, maka tekadnya pun difokuskan ke anak-anak panti asuhan yang sakit.
"Setelah sakit itu, tergeraklah saya. Karena sakit itu tidak enak ya, saya tau. Jadi dari yang tadinya hanya santunan, bantuan, setelah sakit saya lebih dalam lagi membantu anak-anak penghuni panti asuhan yang kondisinya sakit," jelas dia.
"Lalu misalnya ada anak yang tidak ada orang tua satupun, ya saya titipkan ke yayasan. Jadi saya tidak mendirikan yayasan, tapi saya membantu saja semua yayasan yang ada di Berau," imbuh dia.
(aik/hri)