Sebentar lagi bulan suci Ramadan tiba. Ketua Asosiasi Cendekiawan Palestina yang juga ulama Palestina, Nawaf Takrouri, khawatir warga Gaza tak punya santapan untuk berbuka.
"Ketika mereka berpuasa, yang justru dikhawatirkan justru bukan ibadah puasanya, tapi ketika datang waktu berbuka kita tidak tahu apakah mereka bisa menemukan bahkan setetes air, sebutir makanan, sepotong roti, yang bisa (dikonsumsi untuk) membatalkan puasanya," ujar Nawaf di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan (6/3/2024). Ucapan Nawaf sudah diterjemahkan oleh seorang penerjemah.
Nawaf bercerita, biasanya, saat bulan Ramadan, masyarakat Gaza terbiasa melakukan kegiatan di masjid-masjid. Namun, pada Ramadan tahun ini, kegiatan seperti itu tak bisa dilakukan. Pasalnya, ribuan masjid yang ada di Gaza rusak total, ada pula yang rusak sebagian.
Disinyalir ada 1,2 juta warga Gaza yang mengungsi ke bagian selatan Gaza. Tentu, dari hari ke hari persediaan makanan makin menipis. Belum lagi masalah bantuan makanan dan logistik untuk warga Gaza tertahan di Rafah, perbatasan Mesir.
"Saudara-saudara kita di Gaza bahkan sebelum masuk Ramadan mereka sudah berpuasa," lanjut Nawaf.
Ramadan juga biasa dilalui warga Gaza dengan berkumpul bersama keluarga. Tapi Ramadan tahun belum tentu bisa. Karena beberapa anggota keluarga ada yang sudah berguguran akibat serangan-serangan Israel.
"Saya baru bertemu sahabat yang ada di Gaza, yang mengatakan kepada saya bahwa anggota keluarganya yang sudah gugur sampai hari ini sudah berjumlah 93 orang, ada yang tersisa dari keluarga itu (hanya) 1 orang anak kecil saja, ini kondisi kemanusiaan yang terjadi di Gaza," terangnya.
Terakhir, Nawaf meminta dukungan dari masyarakat Indonesia. "Kami di Palestina tahu bagaimana kontribusi dan bagaimana sumbangan yang sangat besar dari Indonesia, mari terus lanjutkan dukungan untuk Palestina, tidak berhenti," tegas Nawaf.
Simak Video 'Israel Izinkan Muslim Palestina Beribadah di Masjid Al-Aqsa saat Ramadan':
(isa/dhn)