Ketua Asosiasi Cendekiawan Palestina sekaligus ulama Palestina, Nawaf Takrouri, mengunjungi kantor PT Trans Digital Media (detikNetwork). Dalam kunjungan kali ini, Nawaf menceritakan kondisi terkini Gaza.
Nawaf menyampaikan penduduk Gaza sekitar 2,2 juta orang. Saat ini, 1,2 juta berada di wilayah aman, yakni Rafah, yang berbatasan dengan Mesir. Sedangkan 700 ribu orang lagi masih tersebar di wilayah Utara Gaza dan Khan Younis.
"Gaza saat ini hancur total, nggak ada sekolah, rumah sakit dibom, sekolah habis semua, ada 1.200 masjid, 350 masjid hancur total, 600 lebih setengah hancur, sisanya 200-an masih bisa dipakai ala kadarnya," ujar Nawaf, yang diterjemahkan oleh Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI), Oke Setiadi Affendi, Rabu (6/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kayaknya kehidupan (tersebut) bagi kita (masyarakat Indonesia) sudah finis," terangnya.
Pejuang Palestina
Nawaf juga bercerita tentang pejuang Palestina melawan tentara Israel. Ia terkesima bagaimana pejuang Palestina bisa terus memberikan perlawanan ke tentara Israel yang didukung negara-negara besar, seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Sudah 162 hari perlawanan diberikan oleh pejuang Palestina. Menurutnya, korban jiwa yang berjatuhan dari Palestina, bukan dari pihak militer, melainkan warga sipil. Terutama, wanita dan anak-anak.
"Tak satu senti pun wilayah Gaza dikuasai. Memang benar tentara Israel bisa masuk ke Gaza, baik lewat udara, tank, tapi mereka tidak bisa memiliki penguasaan utuh terhadap tanah Gaza. Yang mereka bunuh masyarakat sipil, yang mereka (Israel) bom tempat-tempat masyarakat," jelas Nawaf.
Padahal persenjataan yang dimiliki pejuang Palestina sangat sederhana. Namun Nawaf yakin betul pejuang Palestina bisa bertahan bila peperangan masih terus berjalan hingga 1 tahun lamanya.
![]() |
Ia kagum bagaimana warga Palestina tak ada yang menyalahkan pejuang Palestina terkait peperangan yang terjadi. Meski akibat dari perang tersebut membuat kelaparan di mana-mana dan hidup mereka melarat.
"Sampai saat ini nggak ada satu orang pun (warga Palestina) yang marah kepada pasukan (pejuang Palestina), nggak ada yang menyalahkan pasukan itu, tak membuat mereka mencela (pasukan) Al Qassam, (pasukan) Quds. Jadi keteguhan masyarakat saat ini yang menjadi perhatian kita," katanya.
Tentu saja, karena peperangan ini, warga Gaza merasakan kelaparan. Nawaf bercerita sebetulnya bantuan kemanusiaan yang datang sangat banyak, tapi ribuan truk yang siap masuk ke Gaza itu tertahan di perbatasan Mesir.
"Yang diperlukan bagaimana mengajak saudara kita di Mesir, negeri yang pertama kali mengakui kedaulatan negara RI, negeri yang membuat Indonesia melahirkan ribuan ulama, kita ingin Mesir juga hari ini membuka hati dan membuka perbatasan agar ribuan bantuan bisa masuk," tambah Nawaf.
Harapan
Nawaf mengatakan pertempuran di Gaza adalah unik dan istimewa. Pasalnya, 50 persen peperangan terjadi secara militer, sementara sisanya terjadi di media dan media sosial. Untuk itu, Nawaf menyerukan pemutusan hubungan terkait produk dan jasa yang terafiliasi Israel.
"Pemutusan hubungan sama sekali dengan mereka yang membuat kejahatan kemanusiaan, tidak membeli, tidak belanja, tidak melakukan support pada produk-produk yang hasilnya nanti membuat penjajahan lebih serius lagi di Palestina," ujar Nawaf.
Ramadan
Sebentar lagi, umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadan. Tapi Ramadan kali ini di Gaza tentu akan berbeda dengan Ramadan tahun-tahun sebelumnya.
"Mereka terbiasa melakukan kegiatan di masjid-masjid yang ada di jalur Gaza selama Ramadan, namun hari ini kegiatan seperti itu tidak akan bisa terlihat lagi di jalur Gaza," imbuhnya.
Menurutnya, masyarakat Gaza tidak khawatir berpuasa. Justru yang mereka cemaskan adalah apakah ada makanan yang bisa disantap saat berbuka.
"Apakah mereka bisa menemukan bahkan setetes air, sebutir makanan, sepotong roti, yang bisa membatalkan puasanya, ini kondisi masyarakat Gaza hari ini," lanjutnya.
Dalam audiensi itu, turut hadir pemimpin CNN Indonesia Titin Rosmasari, Direktur CNBC Indonesia Shanta Curanggana Indonesia, dan Koordinator Liputan CNBC Indonesia.com Muhammad Iqbal.
Ketika diwawancarai seusai pertemuan, Nawaf meminta dukungan masyarakat Indonesia. "Kami di Palestina tahu bagaimana kontribusi dan bagaimana sumbangan yang sangat besar dari Indonesia, mari terus lanjutkan dukungan untuk Palestina, tidak berhenti," tegas Nawaf.
(isa/dhn)