Beragam cerita dari pengguna KRL relasi Tanah Abang-Rangkasbitung karena beberapa kali perjalanan kereta mengalami gangguan. Pengguna terpaksa keluar dari peron dan memilih naik taksi karena kereta tertahan imbas pohon tumbang.
KRL relasi Tanah Abang-Rangkasbitung kerap disebut green line karena warnanya pada peta perjalanan berwarna hijau. Dalam beberapa waktu terakhir, perjalanan KRL Green Line mengalami sejumlah gangguan akibat pohon tumbang, anjlok, hingga kecelakaan.
Salah satu pengguna bernama Nini (55), karyawan sebuah bank di Jakarta Pusat, harus rela merogoh kocek gara-gara gagal naik KRL ke Sudimara, Tangerang, Banten. Nini pulang ke rumah menggunakan jasa taksi dan membayar Rp 250 ribu, alih-alih menggunakan KRL yang biasanya hanya membayar Rp 3.500.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa ini dialami Nini pada Jumat (1/3) pekan lalu. KRL relasi Rangkasbitung tertahan akibat pohon tumbang di antara Stasiun Pondokranji-Kebayoran.
Awalnya, Nini masih berharap bisa pulang ke rumahnya pakai KRL. Ia pun menunggu di peron Stasiun Tanah Abang. Namun setelah sekitar satu jam, Nini merasa frustrasi dan memutuskan balik kanan dari stasiun. Dia pun berangkat ke kawasan Sudirman karena tahu anaknya yang bekerja di sana belum pulang.
"Saya ajak anak saya, karena dia kerja di sana. Saya bilang kalau kereta ke arah Rangkasbitung lagi ketahan. Jadi kami pulang bareng," kata Nini saat ditemui detikcom di Stasiun Tanah Abang, Selasa (5/3/2024).
"Ya mau bagaimana lagi, posisi sudah malam itu, saya bingung, sudah nunggu lama. Ya sudah saya balik kanan dari stasiun, terus naik taksi, habis Rp 250 ribu," sambungnya.
Meski begitu, Nini masih bersyukur bisa naik taksi. Dengan pulang secepatnya, dia berharap bisa istirahat lebih cepat, toh besoknya, Sabtu, hari libur bagi Nini.
"Alhamdulillahnya juga besoknya Sabtu, saya libur, jadi bisa istirahat. Ibu sudah tua, mau pensiun bentar lagi, bisa susah kalau besoknya masuk kerja," ungkapnya.
KRL relasi Rangkasbitung bukan kali pertama mengalami keterlambatan menjemput penumpang. Dalam beberapa bulan ini sudah ada sejumlah kasus yang membuat KRL relasi Tanah Abang-Rangkasbitung terlambat, dari tersangkut kawat spring bed, tabrakan dengan mobil, KRL anjlok, pohon tumbang, hingga termutakhir gangguan rel.
Seorang petugas satpam di Stasiun Tanah Abang, Rijal, mengaku selalu kewalahan jika ada KRL terlambat datang ke stasiun Tanah Abang. Pasalnya, imbas keterlambatan membuat penumpang menumpuk dan sulit diatur.
"Petugas keamanan sempat kewalahan buat ngatur orang-orang di sekitar peron. Kejadian bukan yang pertama kali, jadi antisipasi sudah lebih cepat untuk nahan penumpang di atas. Saya cuma takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kalau pas situasi kayak tadi," kata Rijal.
Adapun Bayu (34), seorang sopir yang hendak pulang ke Rangkasbitung, pernah tertahan gara-gara KRL terlambat. Waktunya, sama seperti Nini pada Jumat (1/3) kemarin, bedanya Bayu mau menunggu sampai kereta normal lagi.
"Pernah ketahan waktu mau ke Rangkas, tapi saya waktu itu nggak tahu ada masalah apa. Saya nunggu aja di atas, kebetulan waktu itu memang pas baru masuk ke stasiun, terus ada pengumuman kalau kereta yang ke arah rumah saya bakal telat," ungkap Bayu.
Sebelumnya, perjalanan KRL jalur green line kembali mengalami gangguan. Perjalanan KRL jalur Tanah Abang-Rangkasbitung terganggu akibat masalah pada rel. Masalah ini terjadi pada rel di antara Stasiun Sudimara-Kebayoran.
"Terdapat perbaikan rel di antara Stasiun Sudimara-Kebayoran," tulis @CommuterLine, Selasa (5/3).
Simak juga Video: Penumpang KRL Gelar Peringatan 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun Bekasi