2 Siswi SMP Bikin Alat Cegah Kebakaran, DPRD Surabaya Dorong Pendampingan

2 Siswi SMP Bikin Alat Cegah Kebakaran, DPRD Surabaya Dorong Pendampingan

Annisa Fadhilah - detikNews
Kamis, 29 Feb 2024 18:29 WIB
DPRD Kota Surabaya
Foto: dok. DPRD Kota Surabaya
Jakarta -

Dua siswi SMPN 52 Surabaya Adita Zahra Putri Purwana dan Vanesa Dewi Saraswati menciptakan detektor kebocoran atau integrated warning system untuk mencegah kebakaran akibat kebocoran gas LPG. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya AH Thony turut memberikan apreasiasi dan mendukung mendaftarkan hak kekayaan intelektual.

Politisi asal Partai Gerindra ini mengaku senang bisa melihat pontensi anak muda Surabaya yang inovatif, solutif dan memilik semangat untuk maju dengan menciptakan karya yang bermanfaat untuk masyarakat.

"Ini tak sekadar membuktikan pada dunia bahwa anak-anak muda Surabaya punya potensi besar, namun juga sebagai harapan untuk menjawab persoalan masyarakat," kata Thony dalam keterangan tertulis, Kamis (29/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Thony menjelaskan alat temuan tersebut tidak memakan biaya mahal. Totalnya Rp 150 - Rp 300 ribu. Nantinya alat detektor bisa dipasang di rumah-rumah sementara, home base dan sirine di pos satpam.

"Keberhasilan siswi SMPN 52 Surabaya menciptakan alat deteksi kebocoran LPG ini membuktikan bahwa Kota Pahlawan penuh generasi muda berbakat. Sangat solutif karena masih banyak kita dengar kebakaran akibat kebocoran LPG di Surabaya. Apalagi harganya juga murah," ungkap Thony.

ADVERTISEMENT

Inovasi anak-anak tersebut dianggap sejalan dengan permasalahan yang kerap ditemui di kampung-kampung daerah Surabaya. Kebakaran seringkali dipicu karena faktor kelalaian masyarakat, maka, dengan adanya temuan itu dapat memberikan peringatan dini sehingga kebakaran bisa langsung teratasi sebelum meluas.

Ia berharap hal itu dapat menjadi pemantik bagi seluruh warga agar terus mengeksplorasi minat dan bakatnya.

"Sebuah pepatah mengatakan, ilmu tanpa implementasi ibarat pohon tanpa buah; sia-sia. Kalau anak-anak SMP ini ibarat pohon baru ditanam belum besar namun sudah berbuah, varietas unggulan," ungkap Thony.

Menurut Thony, hidup dan tumbuh di Kota Pahlawan berarti bahwa masyarakat harus terus mengobarkan semangat perjuangan. Di Kota Juang, tak pantas jika warganya hanya makan dan tidur.

Ia berharap masyarakat hidup dengan produktif dan menelurkan karya-karya yang bermanfaat. Sementara itu pada kesempatan yang sama, salah satu pencipta alat ini Vanessa Dewi Saraswati menjelaskan bahwa alat tersebut bernama Integrated Warning System.

Alat pendeteksi kebakaran dan kebocoran gas LPG di rumah ini bisa mengirimkan sinyal atau notifikasi ke pos keamanan kampung ketika ada kebocoran gas LPG sehingga satpam atau petugas jaga lebih cepat menuju lokasi.

Ia mengaku, ide bersama rekannya dalam menciptakan alat deteksi kebocoran gas LPG ini karena terinspirasi dari kebakaran yang terjadi di rumah tetangganya karena terlambat mendeteksi adanya kebocoran, sehingga tidak bisa diantisipasi lebih awal.

"Semuanya ludes terbakar. Salah satu penyebabnya karena satpam kurang cepat mendeteksi. Dengan alat ini, kami berharap kebocoran LPG dan kebakaran bisa dideteksi lebih cepat sehingga diatasi dengan baik. Korban jiwa dan kerugian materiil bisa ditekan," terang Vanessa.

Sebagai upaya agar kreatifitas mereka bisa terus dikembangkan dan tidak berhenti, AH Thony mendorong agar pemkot memberikan pendampingan sehingga alat tersebut bisa dikembangkan dan berguna bagi masyarakat.

"Selain itu kami juga berharap Pemkot bisa membantu pengurusan hak paten atau HAKI. Karena ini jadi hal krusial terkait penemuan-penemuan," kata Thony.

Dukungan dari pemkot tersebut mutlak diperlukan karena ini adalah salah satu cara pemkot dan seluruh masyarakat menghargai karya anak bangsa.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan bahwa Pemkot akan senantiasa mendukung inovasi itu.

"Tentunya perlu ada uji coba terlebih dahulu di sekolah atau kampung-kampung. Dan kami akan mencoba link and match dengan perusahaan-perusahaan yang mau turut mendorong alat ini untuk dikembangkan. Jadi, bisa direplikasi dan lebih fungsional," pungkas Irvan.

Ia juga menegaskan, jika diperlukan, pihaknya akan membantu dalam pengurusan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Adanya HKI memungkinkan produk temuan tak hanya dipasarkan di Surabaya, namun bisa dimanfaatkan secara luas di kota lain.

Simak juga 'Inovasi Menarik Lewat Limbah Kain Tenun':

[Gambas:Video 20detik]



(prf/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads