Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti, mengingatkan jajaran Pemkot Surabaya agar lebih memaksimalkan berbagai program di tahun 2024. Progam pada tahun sebelumnya yang belum tuntas agar menjadi fokus utama.
"Terdapat dua permasalahan utama yang harus jadi prioritas. Yakni, terkait pengendalian banjir serta pengentasan kemiskinan yang selaras dengan pengurangan pengangguran," ujar Reni dalam keterangan tertulis, Rabu (28/2/2024).
Reni menyampaikan telah banyak menyerap aspirasi masyarakat saat melakukan reses atau turun lapangan. Ia juga memaparkan ada beberapa hal yang menjadi masukan dari dewan untuk pemkot.
Reni mengimbau kepada Pemkot Surabaya terkait pengentasan kemiskinan agar lebih memaksimalkan program yang sudah berjalan, sehingga pengentasan kemiskinan bisa selaras dengan capaian pemerintah pusat yakni kemiskinan ekstrem 0 persen.
Salah satunya, akurasi data kemiskinan. Angka kemiskinan di Surabaya terus berubah, hal itu harus diiringi dengan kecepatan Pemkot dalam meng-upgrade data warga miskin (gamis).
"Akurasi data ini perlu melibatkan pejabat RT/RW yang tahu secara langsung kondisi warganya. Sehingga seluruh warga miskin di kampung-kampung bisa terdata, tak ada yang tertinggal. Bantuan juga bisa tersalurkan dengan efektif," ujar Reni.
"Usulan dari RT, RW, hingga kelurahan harus ada feedback-nya tentang mana usulan yang bisa dikerjakan di tahun berapa dan mana yang tidak bisa dikerjakan serta alasannya. Agar tak ada usulan yang berulang. Ini berlaku tidak hanya usulan perihal pembangunan fisik, namun juga nonfisik seperti peningkatan SDM, kesejahteraan, dan pengentasan pengangguran," tambahnya.
Update data bisa dilakukan tiap bulan atau maksimal tiga bulan sekali sehingga lebih akurat. Sebab, bisa jadi ada warga miskin yang sudah mendapatkan penghasilan mumpuni sehingga tak masuk indikator kemiskinan. Di lain sisi, ada kemungkinan pula data gamis baru. Jika data yang akurat sudah dipegang, pemkot harus melakukan intervensi.
"Pemkot sudah punya rumah padat karya, itu program yang bagus. Namun memang harus banyak disosialisasikan agar masyarakat dapat menikmati manfaatnya dengan maksimal. Bantuan Langsung Tunai (BLT) juga menjadi salah satu yang masih harus diterapkan. Yang harus dipastikan oleh pemkot adalah program-program tersebut wajib tepat sasaran," tutur Reni.
Sedangkan permasalahan lainnya yakni penanganan banjir. Beberapa langkah sudah diambil Pemkot Surabaya, di antaranya, memperbanyak sumur resapan, membangun rumah pompa, dan lainnya. Namun hingga kini Surabaya masih kerap dilanda banjir. Pada bulan ini, tercatat masih ada 265 titik genangan di Surabaya yang belum dituntaskan.
"Selain mengganggu aktivitas anak sekolah, pekerja, dan masyarakat umum, dampak pasca banjir juga harus jadi perhatian. Jalanan akan banyak berlubang dan rusak, sehingga berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas," jelas Reni.
Salah satu yang cukup banyak titik genangan dan dilanda banjir adalah wilayah Surabaya Barat. Reni menilai permasalahan di sana punya kaitan dengan daerah lain, yakni Kabupaten Gresik. Untuk itu, Pemkot perlu menjalin kerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan kementerian terkait untuk bersinergi dengan Pemkab Gresik. Selain di Surabaya Barat, Reni juga mendapati informasi bahwasanya di Surabaya Timur juga masih banyak titik genangan yang cukup parah.
Kendati demikian untuk mengatasi pengentasan kemiskinan dan pengendalian banjir, Reni meyakini bahwa Pemkot harus terus berpegang pada grand design yang telah dibuat.
Selain itu, Reni juga mendorong agar Pemkot menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat, termasuk hal yang berkaitan dengan penyelesaian banjir. Pemkot atau dinas terkait dianjurkan untuk rajin meng-update dan menyampaikan progress penanganan banjir di Surabaya.
"Masyarakat pasti kerap bertanya, kenapa banjir tetap terjadi di Surabaya? Nah, dinas terkait baik nya menyampaikan beberapa hal pada masyarakat. Mulai dari permasalahannya apa, penyelesaian atau penanganannya bagaimana, dan progresnya seperti apa. Sehingga masyarakat juga terinfo dengan baik," ujar Reni.
Reni juga mengusulkan agar Pemkot membuat satu aplikasi atau dashboard tentang peta titik genangan di Surabaya. Peta titik genangan itu disampaikan secara realtime di billboard yang ada di jalan-jalan Surabaya. Sehingga pengguna jalan bisa memantau secara langsung. Atau, bisa di update lewat aplikasi.
"Ada beberapa info yang bisa dimasukkan di dashboard atau aplikasi itu. Yakni, titik genangan, lama genangan, luas genangan, dan waktu genangan. Ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya pengguna jalan," ungkap Reni.
Saat ini, Pemkot Surabaya melakukan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di tingkat-tingkat kecamatan terkait perencanaan 2025. Reni mendorong agar musrenbang bisa menjadi forum partisipasi masyarakat bersama pemerintah.
Ia meminta agar masyarakat dilibatkan dalam penyelesaian permasalahan di wilayahnya. Sebab, Reni banyak mendengar keluhan bahwa usulan masyarakat di musrenbang 2023 tak ada realisasi hingga tahun ini.