Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Tri Tito Karnavian resmi meluncurkan Gerakan Bedah Rumah Serentak (GBRSS), Gerakan Pembangunan Sanitasi Serentak (GPSSS), dan Gerakan Penanganan Stunting Serentak (GPSTSS) di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gandus, Palembang, Sumatera Selatan.
Tri mengatakan bedah rumah, sanitasi, dan penanggulangan stunting menjadi beberapa program yang diprioritaskan saat ini. Ia berharap program tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
"Bedah rumah, sanitasi, dan penanggulangan stunting merupakan dasar kebutuhan masyarakat dan banyak masyarakat yang membutuhkannya," ujar Tri dalam keterangannya, Kamis (22/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Tri mengatakan Sumsel dapat menjadi contoh project pembangunan. Menurutnya, program bedah rumah, sanitasi, dan penanggulangan stunting telah memberikan dampak positif yang signifikan kepada masyarakat.
"Dengan gerakan seperti ini diharapkan Sumsel menjadi contoh project pembangunan, dan Sumsel salah satu yang terbaik," jelasnya.
Tri mengatakan hingga saat ini, sebanyak 8.279 rumah sudah mendapat bantuan program bedah rumah. Adapun jumlah ini diharapkan terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Selain itu, ia berharap kemajuan yang telah dicapai oleh Sumsel dapat menjadi dorongan untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan percepatan pembangunan di wilayah ini.
"Sumsel sudah bagus dan harus ditingkatkan lagi agar lebih bagus," papar Tri.
Tri menambahkan, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi Balita stunting sebesar 21,6 persen pada 2022. Angka tersebut lebih rendah dibanding 2021 sebesar 24,4 persen. Pemerintah juga telah menargetkan stunting di Indonesia akan turun menjadi hanya 14 persen pada 2024.
"Agar dapat mencapai target tersebut, perlu upaya inovasi dalam menurunkan jumlah balita stunting 2,7 persen per tahunnya," ucap Tri.
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah balita yang mendapat akses ke sanitasi layak mencapai 1,45-8,51 kali lebih mungkin tidak mengalami stunting. Selain itu, anak yang hidup di lingkungan terkontaminasi dengan sanitasi yang tidak layak memiliki risiko 40 persen mengalami stunting. Adapun risiko tersebut secara signifikan juga lebih tinggi bagi yang tinggal di pedesaan dan pinggiran kota sebanyak 43 persen dan 27 persen dibanding yang tinggal di perkotaan.
Dalam kunjungan ke Sumsel, Tito bersama rombongan juga melakukan sosialisasi di Griya Agung terkait pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), pencegahan pernikahan anak di bawah usia 17 tahun, serta penyerahan Kartu Identitas Anak (KIA) dan akta kelahiran.
Diketahui, kegiatan ini bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), pemerintah daerah (Pemda), dan swasta. Adapun sebanyak 6.464 unit rumah yang akan dibedah dan 6.874 unit sanitasi yang diberikan dari Baznas, Pemda, dan pihak swasta melalui program corporate social responsibility (CSR).
(ncm/ega)