Kelakar Ketua KPK soal Khawatir Warna Batik: Nanti Orang Bisa Baca Hati

Kelakar Ketua KPK soal Khawatir Warna Batik: Nanti Orang Bisa Baca Hati

Zunita Putri - detikNews
Selasa, 06 Feb 2024 12:15 WIB
Ketua KPK sementara Nawawi Pomolango (kedua dari kanan) bersama Mendagri Tito Karnavian dan Pj Gubernur DKI dan Banten
Ketua KPK sementara Nawawi Pomolango (kedua dari kanan) bersama Mendagri Tito Karnavian serta Pj Gubernur DKI dan Banten (tangkapan layar)
Jakarta -

Ketua KPK sementara Nawawi Pomolango berkelakar soal warna batik. Apa maksudnya?

Awalnya Nawawi memberikan sambutan di Rakornas Implementasi Pendidikan Antikorupsi di Lingkungan Pemda yang digelar di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Selasa (6/2/2024). Hadir dalam kegiatan itu Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, yang juga sedang diamanahi sebagai Plt Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) serta Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi.

"Mohon maaf, Pak Menteri, sedianya kami berseragam dinas kantor hari ini batik, tapi saya nggak ikut-ikutan pakai batik. Batik ini kadang-kadang warnanya agak... sedikit saya khawatir nanti orang bisa membaca hati dari batik yang kita gunakan itu," ujar Nawawi mengawali sambutannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pegawai KPK yang hadir dalam kegiatan itu tampak mengenakan batik. Nawawi pun mengaku memilih menggunakan baju yang netral.

"Jadi saya lebih memilih seperti Pj Gubernur DKI, menggunakan seragam putih pada pagi hari ini," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Di awal sambutannya, Nawawi juga menyapa Tito. "Yang saya hormati, Menteri Dalam Negeri, yang dua hari ini sepertinya ditambahkan tugas yang lebih berat lagi Pelaksana Tugas Menko Polhukam," katanya.

KPK Apresiasi Kemendagri

Nawawi mengatakan KPK senang dengan koordinasi terkait pendidikan antikorupsi dengan Kemendagri hari ini. Dia berharap hal ini akan membawa perubahan untuk generasi mendatang.

"Inisiatif Kemendagri tersebut diwujudkan dalam pertemuan pada hari ini dan KPK sangat mengapresiasi program pendidikan antikorupsi sebagai bagian tidak terpisahkan dari upaya pemberantasan korupsi di Indonesia menjadi bagian penting pada program pendidikan nasional, terutama pada pendidikan formal tingkat dini, dasar, dan menengah yang menjadi domain pemda," katanya.

Menurutnya, kualitas keilmuan saja belum atau tidak cukup untuk membekali anak-anak Indonesia. Karena itu, dia berharap lulusan sekolah di Indonesia harus punya karakter, belajar Pancasila, beriman, bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, serta bernalar kritis dan mandiri.

"KPK sangat berharap apa yang kita koordinasikan dan sepakatkan akan ditindaklanjuti bersama pada tingkat level teknis, percepatan implementasi PAK di seluruh jenjang pendidikan akan mempercepat pula critical mass, di mana gerakan masif pendidikan antikorupsi, jika dilakukan bersama secara sinergis, akan semakin cepat memberikan pengaruh pada penguatan karakter antikorupsi dan integritas peserta didik, dan lulusannya serta seluruh ekosistem pendidikan," ucapnya.

"KPK harap inovasi Kemendagri akan jadi inspirasi kementerian/lembaga lainnya untuk berinisiatif mendorong implementasi PAK di satuan pendidikan di bawah kewenangannya," imbuhnya.

(zap/dhn)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads