Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A Purwantono menyebut hampir seluruh kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia selalu diawali dengan terjadinya pelanggaran. Rivan menyebut pelanggaran lalu lintas yang dianggap sepele ternyata menimbulkan kerugian, baik dari unsur negara maupun sosial.
"Diawali dengan pelanggaran yang dianggap sederhana atau kita maklumi kejadiannya, ternyata membawa dampak yang luar biasa dan mempengaruhi baik aspek kerugian negara dengan angka kerugian sekitar 2,9-3,1% atau setara Rp 448-478 T dan aspek kerugian sosial mulai dari 62,5% keluarga mengalami kemiskinan," ujar Rivan, dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/2/2024).
"Karena korban ada pada usia produktif yang bisa menyebabkan hilangnya pekerjaan hingga dampak lebih luasnya lagi anaknya putus sekolah. Inilah yang menghantui kita semua," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut disampaikan Rivan di depan 300 pengajar yang mengikuti rangkaian pengenalan Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas pada mata pelajaran tingkat SD-SMA sederajat. Acara yang diinisiasi oleh Jasa Raharja dan Korlantas Polri ini digelar di Hotel Bhumi Surabaya, Kamis (1/2).
Rivan menambahkan seseorang harus punya mindset yang sama pada hari ini. Sebab, kecelakaan lalu lintas ini bukan nasib, melainkan hal yang bisa dihindari.
"Kita bisa belajar dari negara yang memiliki behaviour yang sama dengan kita, contohnya Jepang. Pada tahun 2020 Jepang bisa membuktikan penurunan angka kematian akibat kecelakaan berkat penerapan pendidikan dari dini," kata Rivan.
"Harapan saya kita hari ini memiliki pemahaman yang sama dengan menerapkan kurikulum baru yang diinisiasi oleh Jasa Raharja dan Korlantas Polri membuat anak didik kita memahami dan mengerti bagaimana berlalu lintas dengan mengutamakan keselamatan, hingga tercapai generasi penerus kita adalah generasi berkeselamatan yang mendukung Indonesia Sehat dan Indonesia Maju," lanjutnya.
Di tempat yang sama Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur (Dirlantas Polda Jatim) Kombes Pol Komaruddin mengapresiasi pemilihan Jawa Timur sebagai salah satu wilayah yang mendapatkan sosialisasi langsung penerapan program ini.
"Apa yang hari ini kita sama-sama pelajari sejalan dengan program yang telah dilaksanakan oleh Ditlantas Jawa Timur, kami sepakat untuk mendukung tercapainya lalu lintas yang berbudaya, agar muncul empati dan timbul rasa kesadaran dari masyarakat tidak hanya pada dirinya sendiri melainkan sekitarnya, sehingga tidak perlu lagi jatuh korban sia sia karena kecelakaan," ujar Komaruddin.
"Saya rasa program diseminasi model integrasi pendidikan lalu lintas ini adalah jawaban dari harapan kami mengenai langkah konkret menumbuhkan kesadaran masyarakat mulai dari bangku sekolah," imbuhnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Revolusi Mental Kemenko PMK Maman Wijaya menyampaikan salah satu concern revolusi mental adalah penilaian indeks gerakan Indonesia tertib. Namun saat ini penilaiannya belum memuaskan karena trennya masih menurun.
"Salah satu faktornya adalah ketertiban berlalu lintas, saya sangat mengapresiasi inisiasi ini agar selanjutnya program ini di rekognisi kegiatan ini ke level yang lebih besar lagi sehingga lebih masif dampaknya kepada masyarakat," kata Maman.
"Harapan saya Jawa Timur bisa memanfaatkan betul untuk implementasi penerapannya dipastikan penerapan pembelajarannya sehingga bisa kita ukur efektivitasnya," ujarnya.
Sebagai informasi, acara ini dihadiri oleh Asisten Deputi Revolusi Mental Kemenko PMK RI Maman Wijaya, Dirkamsel Korps Lalu Lintas Polri Brigjen Pol Bakharuddin Muhammad Syah, Dirut Jasa Raharja Rivan A. Purwantono.
Hadir juga Direktur Hubungan Kelembagaan PT Jasa Raharja Munadi Herlambang, Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Komaruddin, Kabid Pendidikan Madrasah Kemenag RI Sugiyono, dan Sub Koordinator Sarana dan Prasarana Bidang Pembinaan Pendidikan SMA Provinsi Jawa.
(anl/ega)