Ada Potensi Cuaca Ekstrem Saat Pemilu 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Cuaca Ekstrem Saat Pemilu 2024, Ini Penjelasan BMKG

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Jumat, 02 Feb 2024 18:35 WIB
Ilustrasi cuaca ekstrem
Foto: Ilustrasi cuaca ekstrem (Herianto Batubara/detikcom)
Jakarta -

Pencoblosan atau pemungutan suara Pemilu 2024 akan digelar pada tanggal 14 Februari 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui situs resminya melaporkan adanya potensi cuaca ekstrem saat pencoblosan Pemilu 2024.

Pihak BMKG mengingatkan Pemprov Jawa Barat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem saat Pemilu 2024. Berikut informasinya.

Pengertian Cuaca Ekstrem

Menurut BMKG, cuaca ekstrem adalah kejadian fenomena alam yang tidak normal dan tidak lazim yang ditandai oleh kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembapan udara, dan jarak pandang yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringatan Potensi Cuaca Ekstrem di Jabar saat Pemilu 2024

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia Dwikorita Karnawati mengingatkan Pemprov Jabar agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem untuk menyukseskan Pemilu 2024. Dwikorita menjelaskan, provinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah dengan curah hujan tertinggi dan dengan penduduk terpadat di Indonesia, di mana puncak musim hujan diprediksi BMKG dimulai pada akhir Januari hingga Maret mendatang.

Oleh karena itu, Pemprov Jabar perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem dengan melakukan sejumlah mitigasi. Tujuannya agar Pemilu 2024 yang dilaksanakan pada 14 Februari mendatang dapat berjalan lancar di Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

"Kunjungan BMKG hari ini adalah untuk menyampaikan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi puncak musim hujan yang di akhir Januari hingga Maret mendatang. Apalagi kita akan punya hajat besar, pemungutan suara Pemilu 2024. Tentunya kita berkoordinasi dengan Pak Gubernur, BPBD bagaimana upaya mitigasi agar curah hujan yang tinggi tidak menimbulkan bencana dan mengganggu hajat nasional kita," ujar Dwikorita, seperti dikutip dari situs resmi BMKG, Senin (29/1/2024).

Dampak Cuaca Ekstrem

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia Dwikorita Karnawati menyebut tidak ada anomali cuaca dalam musim hujan tahun ini. Musim hujan berlangsung normal, sesuai dengan rata-rata klimatologisnya selama 30 tahun terakhir, dapat mencapai 400 milimeter dalam satu bulan.

Namun, menurutnya terkadang akan muncul hujan ekstrem pada skala harian, di mana curah hujan dapat mencapai 150 milimeter per hari. Akibatnya, hujan tersebut dapat menyebabkan banjir, banjir bandang, dan tanah longsor jika tidak diantisipasi sejak awal.

Mitigasi Cuaca Ekstrem

Mitigasi bencana adalah upaya untuk mengenali risiko, penyadaran akan risiko bencana, perencanaan penanggulangan, dan sebagainya. Ada beberapa contoh mitigasi terhadap cuaca ekstrem, seperti:

  • Membersihkan saluran air atau drainase lingkungan,
  • Membersihkan sungai dari material penghambat/sumbatan berupa batu, tanah, kayu, ranting pohon, dan sampah, yang dapat memicu terjadinya banjir bandang.
(kny/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads