Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof Komarudin buka suara soal peserta seleksi dosen CPNS yang menduga ada kejanggalan dalam pemberian nilai. Dia mengatakan UNJ membuka kesempatan sanggah bagi peserta seleksi dosen.
"Kami membuka kesempatan untuk sanggah sesuai ketentuan. Jika ada kesalahan di pihak kami, akan kami perbaiki," kata Komarudin saat dimintai konfirmasi detikcom, Sabtu (27/1/2024).
Dia mengatakan UNJ berkomitmen menjalankan seleksi CPNS dosen secara terbuka. Dia juga memastikan proses seleksi dijalankan berdasarkan aturan yang berlaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prinsipnya, kami ingin seleksi di UNJ berlangsung fair, objektif, dan sesuai ketentuan yang berlaku," tuturnya.
Sebelumnya, sejumlah peserta seleksi dosen CPNS Kemendikbudristek menduga ada kecurangan. Para peserta seleksi dosen merasa dieliminasi dalam tes wawancara dan microteaching yang merupakan bagian tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB).
Salah satu peserta seleksi, Satrio Priyo Utomo, merasa keberatan terhadap hasil penilaian microteaching yang dijalaninya. Dia menilai ada kejanggalan karena adanya kesenjangan penilaian antarpenguji.
"Kedua penguji adalah dosen saya sewaktu menempuh studi sarjana. Total nilai microteaching saya 15,5. Saya diberi tahu bahwa satu penguji memberikan nilai saya 19. Dan penguji lainnya memberikan nilai di bawah ambang batas atau kurang, karena beliau beranggapan saya tidak menjawab pertanyaannya dengan benar," kata Satrio, Jumat (26/1).
Dia mengaku telah menjawab pertanyaan tersebut dengan baik dan menyelesaikan tes microteaching sampai akhir. Satrio mengatakan pemilihan materi atau mata kuliah dalam microteaching berdasarkan pada kompetensi yang dia miliki.
"Saya mengambil mata kuliah pengantar ilmu sejarah karena pada masa studi sarjana mendapatkan nilai sangat memuaskan di mata kuliah tersebut. Nilai yang sama juga didapatkan pada mata kuliah yang beririsan, yaitu metodologi sejarah, saat studi master," ucap Satrio.
Dia juga menjelaskan bahwa kompetensinya ini juga telah ditunjukkan dalam berbagai pengalaman yang diakui melalui sertifikat dari berbagai instansi baik di dalam maupun di luar negeri.
Pada 2021, Satrio diakui sebagai Overseas Researcher untuk National University of Singapore (NUS) oleh Associate Professor Masuda Hajimu. Pada tahun yang sama, Lembaga Sertifikat Profesi Kebudayaan Kemendikbud mengakui bahwa Satrio berkompeten dalam bidang sejarah. Selain itu, dia dipercaya melakukan penelitian dan penulisan untuk berbagai instansi, seperti Pusat Sejarah Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kemendikbud, dan lainnya.
Satrio lalu melakukan sanggah atas perolehan nilai 15,5 pada saat microteaching. Sebelumnya, dari tiga peserta di formasinya, Satrio menduduki peringkat kedua dalam perolehan nilai SKD CAT, begitupun dengan tes wawancara dan SKB CAT dirinya selalu menduduki peringkat kedua dari jumlah kebutuhan dua formasi pada perolehan seluruh tes kecuali microteaching.
"Saya menjalani sanggah baik melalui akun SSCASN dan bersurat bukan ingin diluluskan. Tapi berharap transparansi, keadilan, dan objektivitas dalam pelaksanaan pengadaan PNS ini berjalan sebagaimana amanat undang-undang dan peraturan pemerintah yang saya tulis dalam surat sanggah," ujarnya.
Selain mengajukan sanggah melalui akun Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (SSCASN), dia juga bersurat ke Itjen Kemendikbudristek, Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan mengadukan kepada rektor UNJ tempatnya melamar posisi dosen.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Petisi Daring
Peserta seleksi dosen CPNS Kemendikbudristek 2023 membuat petisi daring atas indikasi kecurangan yang terjadi. Petisi tersebut ditujukan untuk mengkritik pelaksanaan tes SKB non-CAT yang menggugurkan peserta potensial.
Dilihat detikcom, petisi berjudul "Menuntut Keadilan dan Transparansi Sistem Seleksi Dosen CPNS Kemendikbud" ini telah diteken 1.430 orang.
Dalam salah satu pernyataan di petisi itu, pelaksanaan seleksi tidak sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, di mana setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar menjadi PNS dengan penilaian secara objektif.
Kemendikbudristek Investigasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan akan melakukan investigasi terkait dugaan kecurangan maupun manipulasi nilai dalam seleksi dosen CPNS.
Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbud Ristek, Anang Ristanto, mengatakan ada 597 sanggahan yang masuk dari peserta melalui aplikasi SSCASN. Dia mengatakan sanggahan tersebut membutuhkan proses verifikasi terkait kualifikasi pendidikan maupun terkait proses wawancara dan praktik mengajar.
Terhadap pengaduan/sanggahan yang masuk, Kemendikbudristek telah menugasi Tim Inspektorat Jenderal untuk melakukan investigasi yang hasilnya akan dijadikan bahan pertimbangan panitia dalam melakukan proses jawab sanggah," kata Anang saat dimintai konfirmasi terpisah.
Dia mengatakan Kemendikbudristek telah mengajukan perpanjangan jawab sanggah kepada Tim Panselnas. "Hal ini untuk memastikan hasil seleksi akhir pasca-sanggah benar-benar sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan," ucap dia.
Dia mengatakan pada 2023, Kemendikbudristek mendapatkan formasi dosen CPNS sebanyak 16.102. Dari 65.164 pelamar yang mendaftar, sebanyak 55.460 dinyatakan lulus seleksi administrasi dan berhak mengikuti SKD dengan menggunakan Sistem Computer Assisted Test Badan Kepegawaian Negara (CAT-BKN)
Hasilnya, ada 16.852 peserta dinyatakan berhak mengikuti SKB baik yang menggunakan CAT-BKN maupun SKB Tambahan berupa wawancara dan praktik mengajar oleh tim dari unit kerja PTN masing-masing.