Identitas mayat wanita yang ditemukan membusuk dalam peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, akhirnya terungkap. Korban berinisial HG, warga asal Fakfak, Papua Barat.
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok Iptu I Gusti Ngurah Putu Khrisna mengatakan identitas korban tersebut terungkap setelah polisi menerima laporan orang hilang dari keluarga asal Fakfak, Papua Barat. Dari hasil pencocokan jenazah, identitas korban pun akhirnya terungkap.
"Kami telusuri, bandingkan foto, dokumen keluarga dengan mayat. Dari beberapa tanda, rambut, aksesori gelang, dan kulit, itu ada beberapa kemiripan. Kami berhasil temukan identitas, atas nama HG kurang lebih usia 50-60 tahun," jelas Gusti kepada wartawan, Jumat (26/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini pihak kepolisian melakukan koordinasi bersama Polres Fakfak untuk menyelidiki lebih dalam terkait penemuan mayat tersebut. Termasuk mencari tahu bagaimana cara korban masuk peti kemas Fakfak hingga berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Sementara ini inisial HG keseharian aktivitasnya berkegiatan di sekitar wilayah pelabuhan Fakfak. Selayaknya masyarakat biasa," kata dia.
Dari hasil penelusuran polisi, peti kemas tersebut awalnya berangkat ke Fakfak pada awal Desember 2023. Pada saat dibongkar di Fakfak, peti kemas tersebut dalam keadaan kosong.
Dari Fakfak, peti kemas itu kemudian lanjut dibawa ke Ambon dan Surabaya hingga berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Ternyata kontainer ini berangkat dari Jakarta pada awal Desember 2023 ke Fakfak, Papua. Di sana, di Fakfak melakukan pembongkaran kontainer dan kondisi kontainer dalam kondisi kosong atau empty. Dari Fakfak, lalu ke Ambon, lalu ke Surabaya, lalu ke Jakarta," kata dia.
Lihat juga Video 'Geger! Penemuan Mayat Pria di Kebun Tebu di Lumajang':
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....
Diduga Tewas Kekurangan Oksigen
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan tanda-tanda kekurangan oksigen. Diduga, kekurangan oksigen tersebut lantaran korban berada dalam peti kemas tersebut. Meski demikian, apakah kekurangan oksigen menjadi penyebab kematian korban atau bukan hingga kini masih didalami.
"Ditemukan adanya tanda kekurangan oksigen. Mungkin ya, mungkin di dalam kontainer itu. Saat di kontainer mungkin masih hidup, kalau seperti itu. Jadi ketika di dalam kontainer tidak ada udara, ya, udah. Tapi nanti untuk intinya untuk merangkum semua itu harus dibedah mayatnya dilihat jaringan paru-parunya barulah kesimpulan keluar, ini baru awal," kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok Iptu I Gusti Ngurah Putu Khrisna saat dihubungi, Kamis (18/1).
Selain itu, dari hasil pemeriksaan sementara, didapati beberapa temuan lain. Gusti mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan hingga luka patah tulang pada tubuh korban.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, itu tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Tidak ada memar, tidak ada luka gores atau tusuk, tidak ada. Kemudian, tidak tampak ataupun teraba adanya patah tulang, jadi saat diraba tidak ada patah tulang, baik di tangan, kaki, kemudian leher, nggak ada yang patah tulangnya," jelasnya.