Menlu Bicara Standar Ganda Negara Utara terhadap Palestina, Apa Maksudnya?

Menlu Bicara Standar Ganda Negara Utara terhadap Palestina, Apa Maksudnya?

Rumondang Naibaho - detikNews
Senin, 08 Jan 2024 21:14 WIB
Menlu RI, Retno Marsudi, mengatakan Kemlu dan perwakilan RI di luar negeri akan menjaga netralitas dalam Pemilu 2024. (Rumondang N/detikcom)
Menlu RI Retno Marsudi (Rumondang N/detikcom)
Jakarta -

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, mengatakan Dewan Keamanan PBB tidak mampu menghentikan genosida yang berlangsung di Gaza. Dia juga menyoroti perihal standar ganda sejumlah negara di dunia terhadap masalah Palestina.

Hal itu disampaikan Retno dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Senin (8/1/2024). Terutama, kata Retno, negara-negara maju di belahan bumi utara atau The Global North.

"Dewan Keamanan PBB tidak mampu menghentikan genosida yang berlangsung di Gaza. Kekejaman Israel tidak hanya terjadi di Gaza namun juga di Tepi Barat," kata Retno.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kasus Palestina menunjukkan double standard (standar ganda) sejumlah negara di dunia, terutama 'The Global North'," lanjutnya.


Retno menuturkan sejumlah negara The Global North mendadak diam menyaksikan pelanggaran kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Padahal masalah hak asasi manusia (HAM) kerap disuarakan oleh negara-negara tersebut.

ADVERTISEMENT

"Ke mana semua 'kuliah' yang sering mereka berikan mengenai HAM?" ucap Retno.
Lebih jauh, Retno mengatakan, Palestina memiliki hak yang sama dengan semua bangsa. Nilai Palestina, kata dia, tidak lebih rendah dibandingkan bangsa lain.

"Bukankah bangsa Palestina memiliki hak yang sama dengan kita semua? Kenapa seakan nilai bangsa Palestina lebih rendah dari kita?" tanya Retno.

Kendati begitu, Retno kembali menegaskan sikap Indonesia terhadap Palestina. Dia mengatakan Indonesia konsisten berada di garis terdepan membela Palestina.

Dia mengatakan, Indonesia masih memiliki satu hutang yang belum terbayar, yakni kemerdekaan Palestina.

"Gedung ini (Museum Konperensi Asia Afrika) mengingatkan adanya satu hutang kita yang belum terbayar, yaitu kemerdekaan Palestina," ujar Retno.

"Indonesia terus konsisten dan berada di garis depan bersama dengan bangsa Palestina memperjuangkan hak-hak mereka," sambungnya.

Kemudian, Retno menyebut bahwa 2023 merupakan tahun yang sangat buruk bagi Palestina. Lebih dari 21 ribu orang di negara itu kehilangan nyawa akibat kekejaman Israel.

"70 persen di antaranya adalah anak-anak dan orang tua," katanya.


Sebagai bentuk dukungan penuh terhadap Palestina, Retno mengatakan bakal hadir di Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda. Dia bakal menyampaikan, pernyataan terkait dukungan terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel.

"Di Mahkamah Internasional, pada 19 Februari yang akan datang mewakili Pemerintah Indonesia, saya akan sampaikan pernyataan lisan untuk mendukung Mahkamah memberikan Advisory Opinion perkuat posisi hukum Palestina, yang intinya, PBB tidak boleh melupakan perjuangan Bangsa Palestina, baik secara politik maupun hukum internasional," ucap Retno.

(ond/maa)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads