Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memaparkan keberhasilan diplomasi yang telah dilakukan. Selain itu, Retno juga menyampaikan keuntungan yang didapat oleh RI dari diplomasi tersebut.
Retno mengatakan, diplomasi ekonomi membawa dampak besar bagi perekonomian Indonesia pada dua tahun terakhir. Pertama adalah diplomasi ekonomi terkait ekspor perdagangan ekonomi yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tren ekonomi perdagangan ekspor kita dari waktu ke waktu terus meningkat dan Indonesia mengalami surplus. Demikian juga investasi makin banyak yang masuk." kata Retno dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/1/2024).
Selain itu, Retno mengatakan langkah lain dari kebijakan diplomasi ekonomi Indonesia juga terlihat pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali 2022. Selanjutnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN, di mana melalui ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) Indonesia berhasil memperoleh 93 proyek dengan nilai US$ 38,2 miliar.
Retno mengatakan diplomasi ekonomi lain yang dilakukan Kementerian Luar Negeri adalah melalui perundingan demi mengurangi hambatan-hambatan perdagangan Indonesia. Salah satunya adalah perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) terkait diskriminasi produk-produk Indonesia, seperti kelapa sawit dan juga terkait hilirisasi industri.
"Kita masih mencoba negosiasi dengan Uni Eropa untuk Indonesia terkait perundingan IEU CEPA. Sementara perundingan yang lain juga sudah dilakukan dengan beberapa negara Afrika," ujar Retno.
Adapun terkait negara-negara di benua Afrika, Retno menjelaskan bahwa Presiden Jokowi memerintahkan agar Indonesia memperluas potensi pasar luar negeri yang lain seperti di benua Afrika.
"Kita betul-betul ingin memberikan makna dari Bandung Spirit yang mengobarkan semangat antar selatan-selatan. Oleh karena itu tahun ini Bapak Presiden mengunjungi beberapa negara Afrika dalam konteks memperkuat kerja sama selatan-selatan termasuk kerja sama ekonomi," ujar Retno.
"Kalau ada beberapa pihak yang mengatakan diplomasi ekonomi kita tidak ada, saya kira data-data tersebut berbicara," sambungnya.
(dwia/dwia)