Keluarga korban tewas dalam insiden yang melibatkan KA feeder Kereta Cepat Whoosh dengan sebuah minibus dirundung duka mendalam. Para korban terdiri atas Neneng, anak, hingga cucunya.
Dilansir detikJabar, tabrakan itu menewaskan empat orang sekeluarga. Mereka ialah Neneng Rosmayanti (49) bersama dua anaknya, yakni Muhammad Putra Nugraha (2) dan Reina Rafika Putri (6). Seorang lagi, yakni Syakila Lisda Putri (4), adalah cucu Neneng. Mereka tercatat sebagai warga Kampung Simpati, RT 03/05, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, korban tewas lainnya ialah Ponidi (45), pengemudi mobil yang ditumpangi Neneng sekeluarga. Ponidi tercatat sebagai warga Kampung Lembur Sawah, RT 01/16, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.
"Saya anak pertama. Insyaallah keluarga semua sudah ikhlas, namanya takdir. Tadi sudah dimakamkan semua di Pangauban, di kampung halaman Bapak," kata Heni Rohaeni (24), anak pertama Neneng, dilansir detikJabar, Jumat (15/12/2023).
Satu hal yang jadi kenangan terakhir Heni adalah saat ia bisa menunggui ibundanya sampai ajal menjemput. Ia juga yang membimbing Neneng menyebut asma Allah sebelum mengembuskan napas terakhir. Heni mengatakan ia dan keluarga besarnya mengetahui kabar kecelakaan tersebut dari tetangganya.
"Jadi ada tetangga tanya, Mamah pergi naik apa, saya bilang naik Grab warna abu-abu. Ternyata tetangga bilang, ada mobil kecelakaan tertabrak kereta. Waktu saya cek ke lokasi, sudah nggak ada karena langsung dibawa ke rumah sakit," kata Heni.
Baca berita selengkapnya di sini.
(rdp/idh)