Presiden Joko Widodo (Jokowi) membawa kabar gembira kepada para petani saat kunjungan kerja ke Jawa Tengah. Kabar gembira itu terkait pupuk yang selama ini dikeluhkan petani.
Diketahui, Jokowi hari ini menghadiri beberapa agenda dalam kunjungan kerjanya ke provinsi Jawa Tengah. Salah satunya memberikan pengarahan ke Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) se-Jawa Tengah di Pekalongan.
Jokowi awalnya menyebut dunia yang sedang mengalami krisis pangan. Hal itu membuat harga-harga pangan pokok pun juga mengalami kenaikan pesat di seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlu saya sampaikan bahwa dunia sekarang ini sedang krisis pangan. Di semua negara sekarang ini terjadi krisis pangan, harga pangan naik semua negara," kata Jokowi dilihat di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (13/12/2023).
Menurutnya, semua negara kesulitan, saat sedang memperbaiki ekonomi karena pandemi kini malah dihantam krisis pangan. Perubahan iklim menurutnya menjadi salah satu faktor utama krisis pangan.
"Pandemi belum selesai, memperbaiki ekonomi belum selesai, masuk ada perubahan iklim, sehingga ada gelombang panas panjang yang menyebabkan banyak gagal panen," papar Jokowi.
Untuk Indonesia sendiri masalah bertambah saat perang pecah antara Ukraina dan Rusia. Jokowi mengatakan perang yang terjadi di Eropa dampaknya bisa merembet ke petani di Indonesia.
Pasalnya, 5 pabrik pupuk yang ada di Indonesia sejauh ini bertumpu pada Ukraina untuk memenuhi bahan bakunya. Ketika Ukraina habis-habisan diserang, produksi bahan baku pupuk menjadi berhenti. Akhirnya produksi pupuk berkurang, pasokannya di pasar berkurang, harganya juga naik.
"Perang di Ukraina dengan rusia kenapa berdampak pada petani? Karena 5 pabrik pupuk yang kita miliki, 5 industri pupuk yang kita miliki bahan bakunya dari Rusia Dan Ukraina, karena perang kapalnya tidak bisa membawa bahan pupuk untuk berlabuh," jelas Jokowi.
"Jadi pupuknya langka dan harganya naik, ada problem di sana supaya kita tahu ini ada permasalahan apa," sebutnya.
Tambah Subsidi Pupuk
Jokowi mengaku menangkap banyaknya keluhan terkait urusan pupuk dari para petani akhir-akhir ini. Jokowi berjanji akan menambah subsidi pupuk.
"Kembali ke urusan petani tadi disampaikan Pak Mentan, urusan pupuk, Pak Mentan tadi sudah sanggupi pupuk 2024, 2023 akhir dan 2024 awal beliau akan kontrol terus agar tidak ada masalah di lapangan, subsidi pupuknya, subsidi pupuknya akan saya tambah, karena suplai pupuknya juga ada," kata Jokowi.
Namun Jokowi belum bicara perihal angka subsidi tersebut. Dia mengatakan akan mengkalkulasi terlebih dahulu dan diajukan kepada DPR RI.
"Berapa? Nanti akan saya umumkan kalau saya sudah ketemu Menteri Keuangan, semuanya itu dihitung, kurangnya berapa itu yang akan saya minta untuk diselesaikan oleh Menteri Keuangan, Pak Mentan ngitung dulu, minta persetujuan DPR RI, baru Menteri Keuangan bisa menambah, tapi saya janji pupuk akan ditambah subsidinya, sudah," ujarnya.
Jokowi mengaku memahami persoalan petani akhir-akhir ini yang mengeluhkan pupuk. Dia memastikan akan menyelesaikan urusan pupuk.
"Urusan pupuk, karena saya ini ngerti, Pak Mentan itu juga bekas PPL (penyuluh pertanian lapangan), saya juga tiap hari masuk ke sawah, ke desa, untuk bertanya kepada petani, problemnya memang tahun-tahun terakhir ini semuanya mengeluhkan pupuk, bener ya? Ada yang masalah pupuknya tidak bermasalah, tunjuk jari? Saya beri sepeda, urusan pupuk akan menjadi fokus Mentan dan akan kita selesaikan, setuju?" ucapnya.
Simak selengkapnya di halaman berikut
Pembelian Pupuk Subsidi Pakai KTP
Jokowi juga berbicara tentang adanya keluhan pembelian pupuk subsidi yang hanya menggunakan kartu tani. Jokowi kini menyetujui pembelian pupuk subsidi menggunakan KTP asalkan tertulis pekerjaan sebagai petani.
"Yang kedua ini urusan dengan para pengecer pupuk. Ini urusan kemarin kalau mau beli pupuk harus menunjukkan kartu tani. Saya sudah menyetujui untuk pembelian pupuk asal di KTP-nya ada tulisan petani, silakan itu dipakai. Jadi bisa pakai kartu tani bisa memakai juga KTP," kata Jokowi.
Jokowi menekankan pembelian pupuk dengan KTP hanya yang tertulis sebagai petani. Jokowi lantas mewanti-wanti jangan sampai ada KTP tertulis ASN atau pengusaha bisa membeli pupuk subsidi.
"Tapi jangan sampai KTP-nya nanti tertulis pengusaha beli pupuk, hati-hati, atau di sini tulisannya ASN cari pupuk juga, nggak bisa. Artinya memakai KTP itu ya tulisan pekerjaannya petani, setuju? Pengecernya setuju?" kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi meminta petani meningkatkan produksi pangan. Dia lantas menyinggung harga gabah yang saat ini sudah meningkat.
"Karena kita ingin meningkatkan produksi pangan kita. Kalau nanti produknya melimpah, ini pas untuk para petani senang, pas harga beras, harga gabah, itu pada posisi yang tinggi, bener?" ucapnya.
"Tahun lalu atau dua tahun lalu harganya masih Rp 4.200-4.300, hari ini harganya Rp 7.300-7.800. Saya muter, petani senang ndak? Harganya kan baik, jadi mestinya meningkatkan produksi sebaik-baiknya. Kalau biasanya 1 hektare 5,2 (ton), tingkatkan menjadi di atas 6 (ton), sehingga secara keseluruhan di seluruh Tanah Air nanti produksinya melompat naik," sambung Jokowi.
Di sisi lain Jokowi juga meminta penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan Babinsa untuk mendampingi petani. Dari mulai penanaman hingga panen.
"Oleh sebab itu, saya pinta kepada PPL dan Babinsa agar mendampingi para petani betul-betul, baik urusan pas nanem-nya, bibitnya, pupuknya, nanti pas panennya betul-betul diikuti dan diarahkan sehingga produksi beras kita nanti bisa meningkat dengan baik," ujarnya.