Seputar Hari Bhakti Transmigrasi 2023 Tanggal 12 Desember

Seputar Hari Bhakti Transmigrasi 2023 Tanggal 12 Desember

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Selasa, 12 Des 2023 05:06 WIB
Hari Bhakti Transmigrasi diperingati setiap 12 Desember. Diketahui, Hari Bhakti Transmigrasi 2022 adalah peringatan ke-72.
Ilustrasi (Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)
Jakarta -

Peringatan Hari Bhakti Transmigrasi 2023 jatuh pada tanggal 12 Desember. Hari besar tersebut diperingati sejak 1950 dan tahun ini adalah peringatan ke-73 Hari Bhakti Transmigrasi.

Lantas, bagaimana sejarah peringatan Hari Bhakti Transmigrasi tersebut? Apa tema peringatan tahun ini? Simak penjelasan di bawah ini.

Tema Hari Bhakti Transmigrasi 2023

Hari Bhakti Transmigrasi diperingati setiap tahun pada tanggal 12 Desember. Dikutip dari situs resmi Kementerian Desa Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Hari Bhakti Transmigrasi 2023 mengusung tema "Transmigrasi Satukan Negeri".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acara Peringatan Hari Bhakti Transmigrasi 2023

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah (pulau) yang berpenduduk padat ke daerah (pulau) lain yang berpenduduk jarang. Adapun peringatan ke-73 tahun Hari Bakti Transmigrasi (HBT) 2023 akan dipusatkan di Desa Sukadana, Kabupaten Lampung Timur, Lampung pada 12 Desember 2023.

Sejarah Hari Bhakti Transmigrasi

Istilah transmigrasi dicetuskan pertama kali pada tahun 1927 oleh Ir. Soekarno dalam Harian Soeloeh Indonesia. Lalu, dalam Konferensi Ekonomi di Kaliurang, Yogyakarta pada 3 Februari 1946, Wakil Presiden Mohammad Hatta menyebutkan pentingnya transmigrasi untuk mendukung pembangunan industrialisasi di luar Jawa.

ADVERTISEMENT

Kemudian, peringatan Hari Bhakti Transmigrasi dimulai sejak 12 Desember 1950. Transmigrasi pertama kali dilakukan dengan memberangkatkan 23 Kepala Keluarga ke Lampung dan dua Kepala Keluarga ke Lubuk Linggau.

Namun, ada peristiwa kelam terkait Hari Bhakti Transmigrasi. Pada tanggal 11 Maret 1974, sebanyak 67 pionir transmigran asal Boyolali, Jawa Tengah yang berangkat ke Unit Pemukiman Transmigrasi (UOT) Rumbiya, Sumatera Selatan, meninggal dunia dalam kecelakaan. Mereka transmigrasi dengan tujuan bercocok tanam, mengolah sawah, ladang, dan kebun demi memperbaiki kehidupan keluarganya.

Bus yang mereka tumpangi tergelincir, lalu masuk dan terbakar di Kali Sewo, Desa Sukra, Indramayu, Jawa Barat. Untuk mengenang peristiwa tersebut sekaligus sebagai penghormatan pada para pionir pembangunan transmigrasi, pada bagian depan area pemakaman dibangun sebuah monumen yang disebut "Monumen Makam Pionir Pembangunan Transmigrasi".

(kny/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads