Wakil DPRD Kota Surabaya AH Thony menyampaikan peningkatan calon tenaga kerja baru di Surabaya harus segera diantisipasi menggunakan pemetaan. Deteksi dini tersebut untuk mencegah potensi angka pengangguran meningkat.
"Mereka yang masuk dalam jenjang pendidikan menengah atas, perguruan tinggi itu para calon pekerja yang harus diantisipasi terkait isu bonus demografi," ujar AH Thony dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/12/2023).
Ia mengatakan Pemerintah Kota Surabaya yang saat ini sudah mendeklarasikan sebagai Kota Smart City yang berbasis teknologi harus bisa menangkap potensi tersebut. Karenanya, peran dinas atau organisasi perangkat daerah (OPD) sangat dibutuhkan untuk turun ke tingkat bawah.
"Untuk menangkap itu, berarti dinas ketenagakerjaan dan kependudukan harus bersinergi untuk mengidentifikasi calon tenaga kerja yang tersebar di berbagai kelurahan," tegasnya.
Menurut AH Thony, agar tidak terangkap pada sistem, OPD terkait harus menggunakan semangat Kota Smart City.
"Maka mereka harus disinergikan dengan semangat kota. Semangat kota ini adalah ingin menjadikan kota yang mendunia, kota yang kemudian memiliki kemajuan pesat dan menjadi satu, kota yang take off lebih awal dari daerah lain," jelasnya.
Pihaknya pun mendorong Pemkot Surabaya melalui Dinas Ketenagakerjaan agar tidak puas diri dengan aplikasi yang telah dibuat selama ini, yakni aplikasi ASSIK (Arek Suroboyo Siap Kerja).
"Kita mendorong kepada semua pihak terutama dinas ketenagakerjaan. Jangan sekedar puas dengan program ASSIK yang hanya membuat aplikasi informasi dari penyediaan informasi antara perusahaan dengan pencari kerja. tidak cukup," ucapnya.
Kemudian, AH Thony juga mendorong agar Pemkot Surabaya terus melakukan inovasi-inovasi untuk mengatasi calon tenaga dengan menggunakan big data yang terstruktur dan detail. Agar problem pengangguran bukan hanya sebagai masalah, tapi bisa menggali potensi yang mereka miliki.
"Kita berharap loncatan itu terbangun melalui pemetaan, deskripsikan tentang masalah kebutuhan-kebutuhan yang ada di kota, mulai dari bangun tidur sampai bangun tidur tercatat semua berbasis coding," paparnya.
"Siapa memiliki potensi apa, pendidikan apa itu juga terdata dinas kependudukan, bahkan di tambahkan lagi tentang big data kependudukan itu formatnya sudah ditentukan oleh pemerintah pusat," sambungnya.
Lebih lanjut, AH Thony menambahkan jika Kota Surabaya berinovasi, yaitu terkait penambahan data keahlian dan hobi masing-masing penduduk dalam konteks penyelesaian calon tenaga kerja dari hulu hingga hilir.
"Harus berinovasi, setiap orang tidak hanya memunculkan pendidikan, tetapi harus lebih detail, yaitu jurusan apa dan seterusnya, diberi satu kosong. Masyarakat bisa secara mandiri mengisi, yaitu mereka memiliki hobi di bidang apa, mereka memiliki keahlian di bidang apa, itu dituangkan," pungkasnya.
(prf/ega)