Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menyampaikan isu-isu penting pada Conference of the Parties 28 (COP28) di Dubai. Selain progress Nationally Determined Contributions (NDC), COP28 juga membahas soal lost and damage.
"Salah salah isu yang dibahas di sini adalah progress Nationally Determined Contributions (NDC) yang sudah dikomitmenkan bersama sehingga akan dilakukan namanya global stock take, seberapa jauh sudah implementasi dari NDC masing-masing negara, apakah masih memungkinkan untuk mencapai target dari 2 derajat menjadi 1,5 derajat," ungkapnya dikutip dalam 20detik, Rabu (6/12/2023).
"Kedua di sini juga sangat strategis membicarakan tentang adaptasi karena ada juga Global Goal on Adaptation termasuk yang paling penting adalah tentang lost and damage. Karena di COP28 akan disepakati operasionalisasi pendanaan lost and damage," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada COP28, Indonesia menargetkan tiga hal. Pertama, merealisasikan dana bantuan dari negara maju untuk negara berkembang.
"Salah satu target kita adalah pertama kita ingin NDC Indonesia (mendapat) dukungan internasional. Kita tetap ingin komitmen negara maju yang akan menyediakan pendanaan USD 100 miliar setiap tahun itu di-deliver di COP ini," jelasnya.
Kedua, Indonesia ingin lost and damage diadopsi, terutama terkait pendanaanya. Pasalnya, Indonesia merupakan bagian negara yang rentan terhadap kenaikan muka air laut dan kita punya 17.000 pulau lebih sehingga lost and damage harus didukung.
"Ketiga, Indonesia kan leading by example makanya lewat pavilion kita, sub diplomasi, kan kita punya tema khusus 'Indonesia's Climate Actions: Inspiring The World', artinya kita ingin menunjukkan ke dunia internasional kita sudah melakukan aksi di lapangan. Ada contoh-contoh leading by example yang sudah dilakukan, ada sektor kehutanan dan tata guna lahan, transisi energi, dari keterlibatan civil society, korporasi dan sebagainya," tutupnya.
(ncm/ncm)