Tapal Batas Bakti Kominfo

Geliat Coffee Shop di Natuna yang Tak Lagi Sandang Stigma 'Kopi Pangku'

Inkana Izatifiqa R Putri - detikNews
Rabu, 06 Des 2023 19:30 WIB
Natuna -

Nongkrong di coffee shop atau kedai kopi mungkin sudah jadi kebiasaan bagi masyarakat di kota-kota besar sejak dulu. Bahkan, coffee shop yang dulunya identik dengan tempat nongkrong kini mulai bertambah fungsi menjadi tempat kerja.

Namun, tak seperti di perkotaan, kehadiran coffee shop di Natuna, Kepulauan Riau bisa dibilang baru sama kembali bergeliat belum lama ini. Coffee shop yang dulunya sering mendapat stigma negatif pun kini perlahan mulai dipandang positif.

Seperti diketahui, dahulu terdapat beberapa kedai 'kopi pangku' di Natuna. Adapun 'kopi pangku' merupakan istilah plesetan warga, mengingat pengunjung yang ngopi bisa 'dipangku' oleh pramusaji perempuan.

Berbeda dengan dulu, kini telah banyak kedai-kedai kopi modern di Natuna. Hal ini tentunya tak lepas dari usaha para pelaku usaha coffee shop di Natuna, seperti yang dilakukan pemilik kedai kopi Sepertiga Malam, Heri Sandi.

"Dulu orang sini bilang kafe itu negatif lah, nggak positif gitu. Jadi satu sisi saya pengen nunjukin ke orang-orang bahwa kafe itu nggak negatif sebenarnya. Jadi saya pengin bikin kafe yang beda sama yang lainnya. Alhamdulillah tanggapan masyarakat positif lah sampai sekarang," ujar Sandi kepada detikcom belum lama ini.

Pemilik kedai kopi Sepertiga Malam, Heri Sandi (Foto: detikcom/Grandyos Zafna)

Di tahun 2018, Sandi memberanikan diri membuka coffee shop Sepertiga Malam. Lewat coffee shop miliknya, ia juga ingin mengumpulkan para seniman-seniman yang ada di Natuna.

"Motivasi saya mendirikan ini saya pengen ketemu anak-anak muda Natuna yang hobinya seniman, apapun seninya. Jadi dulu saya nggak ada teman, jadi makanya buka kedai buat ngumpulin teman-teman yang kreatif. Saya yakin di Natuna banyak teman-teman yang kreatif. Setelah buka, alhamdulillah banyak teman-teman seniman mulai dari pelukis, fotografer, videografer, yang bisa bikin film juga dan lain-lainnya, yang ke sini," ungkapnya.

Mengubah stigma coffee shop dari sebelumnya sebagai 'tempat hiburan' ke tempat nongkrong tentunya tak mudah. Sandi bahkan mengaku Sepertiga Malam sempat sepi pengunjung.

"Tantangan pasti ada. Dulu awal buka ya sepi, orang nggak mau ke sini gitu lebih ke tempat kafe-kafe yang negatif lah gitu," paparnya.

Mengubah stigma coffee shop dari sebelumnya sebagai 'tempat hiburan' ke tempat nongkrong tentunya tak mudah (Foto: detikcom/Grandyos Zafna)

Tak hanya menghapus stigma negatif coffee shop, Sepertiga Malam juga menjadi coffee shop pertama yang menggunakan biji kopi-kopi Nusantara. Teknik penyeduhannya pun dilakukan secara manual.

"Sepertiga Malam ini adalah kopi shop pertama yang menjual kopi dengan konsep manual brew. Alasan jual manual brew, pertama saya seneng kopi ya, apalagi kopi hitam, arabika, baik arabika maupun robusta. Manual brew itu ilmunya banyak menurut saya. Jadi satu sisi kalau kita jual manual brew otomatis semua kopi-kopi Nusantara kita bisa jual dan kita bisa edukasikan sama orang. Jadi unik menurut saya, sangat-sangat unik," imbuhnya.

Klik halaman selanjutnya >>>




(ncm/ega)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork