Makna Mendalam Simbol Buaya hingga Kuda untuk Masyarakat Sumba

Tapal Batas Bakti Kominfo

Makna Mendalam Simbol Buaya hingga Kuda untuk Masyarakat Sumba

Dea Duta Aulia - detikNews
Rabu, 06 Des 2023 16:10 WIB
Tapal Batas Waingapu
Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Waingapu -

Menghormati arwah para leluhur banyak masih dilakukan oleh banyak orang di Indonesia. Media penghormatannya pun beragam, salah satunya ritual adat.

Ada sejumlah suku di Indonesia yang masih menjalankan hal tersebut, salah satunya Suku Sumba. Masyarakat asli Sumba ini masih banyak memegang teguh kepercayaan adat yang di Tanah Marapu.

Tokoh Masyarakat Adat di Kampung Raja Prailiu Mama Reno mengatakan hal itu dapat dilihat dari sejumlah pemaknaan hewan seperti kuda dan buaya yang memiliki makna spiritual bagi masyarakat Sumba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khusus kuda, dia menceritakan hewan ini bisa dikatakan sebagai ikon dari Sumba. Sebab, hewan jenis tersebut banyak dan mudah ditemukan di Sumba.

Menurutnya, kuda tidak hanya sebatas hewan ternak saja. Bagi masyarakat Sumba kuda dijadikan sebagai identitas diri yang sudah ada sejak zaman dahulu.

ADVERTISEMENT

"Karena memang orang tua kami dahulukan dikenal dengan 'sandelwood' jadi ketika mereka berburu selalu menggunakan tombak dan kuda," kata Mama Reno kepada Tim Tapal Batas detikcom di Waingapu, Nusa Tenggara Timur, beberapa waktu lalu.

Makna hewan kuda bagi masyarakat Sumba tidak hanya sebatas itu saja. Sebab kuda merupakan salah satu hewan ternak yang selalu dihadirkan di setiap ritual adat Sumba.

"Kalau untuk kuda sendiri dengan ayam itu simbol persatuan. Simbol kekuatan di mana kuda itu merupakan suatu hewan yang mempunyai makna yang sangat luas dalam budaya Sumba sendiri. Di samping sebagai mahar, dia (kuda) juga yang mempersatukan budaya-budaya yang ada," jelasnya.

Sementara itu, Pemerhati Kebudayaan Sumba Umbu Asminto Candra Domu Pandarangga turut menyatakan hal serupa. Menurutnya, kuda merupakan simbol kesatria dan kendaraan yang dipercaya bakal digunakan saat ke alam lain.

"Kuda sebagai simbol kesatria dan kendaraan juga. Artinya ketika seseorang pergi ke alam lain dipercaya memanfaatkan kuda," kata Umbu Asminto.

Bagi mereka yang menyandang status bangsawan, dia mengatakan kuda juga bisa sebagai wujud cerminan pemimpin yang memiliki karakter kuat.

"Tapi hal utama yang diambil dari kuda adalah keamanannya, seorang pemimpin yang mendapatkan amanah harus bisa menuntaskan. Hal lain meskipun dalam keadaan gelap kuda depannya ada got atau ular sekalipun digeret dia tidak akan bergerak. Seorang pemimpin itu harus seperti itu. Jadi harus benar-benar memiliki karakter," tuturnya.

Sementara itu, untuk simbol buaya, dia mengatakan hal itu biasanya disematkan hanya kepada seseorang bangsawan atau pemimpin di Suku Sumba. Menurutnya, buaya memiliki makna yang cukup dalam bagi seorang pemimpin.

Dia menjelaskan masyarakat Sumba percaya seorang pemimpin harus bisa memimpin di berbagai situasi sulit atau senang. Seseorang harus bisa menjadi pemimpin di berbagai kondisi.

Kalau dianalogikan, dia mengatakan buaya memiliki sikap itu. Sebab buaya mampu hidup di dua alam berbeda yakni air dan darat.

Menurutnya, sejumlah simbol tersebut tertuang dalam berbagai motif kain tenun Sumba hingga makam-makam masyarakat Suku Sumba. Namun khusus untuk Buaya, biasanya simbol tersebut hanya disematkan kepada mereka yang menyandang status sebagai bangsawan atau pemimpin di suatu kampung.

"Kalau simbolnya buaya itu seorang pemimpin. Buaya bukan dilihat dari kemampuan menerkamnya tapi dilihat dari buaya bisa hidup di dunia berbeda. Artinya, seorang pemimpin harus bisa menjadi pemimpin di berbagai kondisi," ungkapnya.

Beragam simbol tersebut pun bisa dengan mudah ditemui di sejumlah objek wisata yang ada di Sumba Timur seperti Kampung Raja Prailiu dan Kampung Adat Padadita. Para wisatawan bisa menemukan simbol itu pada makam-makam kuno di kampung adat tersebut.

Simbol-simbol yang tertuang di kain tenun atau makam kuno pun bisa diabadikan untuk di-upload di media sosial sebagai bentuk kenang-kenangan. Menariknya, jaringan internet di kawasan tersebut tidak terlepas dari kehadiran menara Proyek Palapa Ring Timur yang dijalankan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti Kominfo). Proyek ini melibatkan kombinasi kabel laut dan darat untuk menghubungkan internet dari Indonesia wilayah bagian Barat, Tengah dan Timur.

detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!

Simak juga 'Kopi Tebing, Cafe Semua Kalangan di Ujung Timur Sumba':

[Gambas:Video 20detik]



(ncm/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads