Mai La Humba, Belajar Budaya di Kampung Adat Raja Prailiu

Tapal Batas Bakti Kominfo

Mai La Humba, Belajar Budaya di Kampung Adat Raja Prailiu

Alfi Kholisdinuka - detikNews
Senin, 04 Des 2023 12:15 WIB
Tapal Batas Waingapu
Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Waingapu -

Jika ingin belajar soal budaya Sumba Timur, rasanya wajib berkunjung ke Kampung Raja Prailiu di Kota Waingapu, Kecamatan Kambera. Selain terkenal sebagai penghasil kain tenun, kampung adat yang sederhana ini tetap melestarikan budaya dan kearifan lokal.

Tim Tapal Batas detikcom bersama BAKTI Kominfo berkesempatan mengunjungi desa budaya ini pada Rabu (21/11/2023). Namanya kampung adat, para penduduknya tetap memegang teguh warisan tradisi dan budaya para leluhur. Penasaran?

"Mai La Humba (selamat datang di Sumba), kami orang Sumba masih berpegang tinggi pada adat dan budaya. Itu tidak bisa kami hilangkan," sambut Tokoh Masyarakat Adat di Kampung Raja Prailiu, Mama Reno, kepada detikcom beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mama Reno menyambut ramah di bale utama rumah tradisional sambil menyajikan sirih pinang. Sirih pinang itu tradisi masyarakat di kampung adat saat menerima tamu. Hal ini sebagai 'alat' membangun komunikasi dalam kehidupan sosial mereka.

Menurutnya, dalam pelaksanaan ritual adat perkawinan, pertemuan keluarga, pemberian nama anak raja, hingga kematian selalu yang diutamakan sirih pinang. Sirih pinang itu menjadi budaya leluhur yang diwariskan turun temurun.

ADVERTISEMENT

"Kami orang Sumba menganggap tradisi itu adalah suatu perbuatan yang sangat berharga," ungkapnya.

Mama Reno kemudian bercerita dulu Kampung Raja Prailiu merupakan salah satu kerajaan di Pulau Sumba. Hal itu terekam jelas lewat bangunan rumah, kuburan-kuburan megalitikum hingga kerajinan tenun yang kini jadi mata pencaharian masyarakat. Berikut ulasannya.

Tapal Batas WaingapuFoto: Agung Pambudhy/detikcom

1. Rumah Menara Uma Mbatang

Kampung Adat Raja Prailiu masih mempertahankan rumah-rumah adat yang diistilahkan sebagai Uma Mbatang atau Uma Hori. Rumah dengan atap berbentuk menara itu terbuat dari bahan alami seperti kayu, bambu, dan ilalang.

Rumah-rumah adat ini terdiri dari tiga bagian. Bagian bawah tanah diartikan sebagai rumah orang mati, bagian tengah sebagai rumah untuk hidup, dan atap sebagai rumah para dewa.

"Keberadaan rumah dengan atap tinggi (seperti menara) ini masih berkaitan dengan kepercayaan penduduk," ungkapnya.

2. Kuburan Megalitikum

Selain itu, kubur batu di Sumba Timur kerap dikaitkan dengan rumah tempat tinggal, untuk menjaga kedekatan mereka dengan anggota keluarga yang telah meninggal. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari asumsi bahwa roh leluhur bisa melindungi keluarga mereka yang masih hidup.

Menariknya, ukiran pada kubur batu megalitikum menunjukkan kasta seseorang. Di Kampung Adat Raja Prailiu, kubur batu ini dihiasi dengan ukiran buaya, kura kura, kuda, ayam, udang hingga kerbau.

"Buaya itu simbol keperkasaan. Kalau Ayam simbol persatuan. Sementara, Kuda jadi simbol kekuatan yang memiliki makna yang luas dalam budaya Sumba," tuturnya.

Tapal Batas WaingapuFoto: Agung Pambudhy/detikcom

3. Marapu

Marapu menjadi kepercayaan yang masih dianut oleh sebagian masyarakat di Kampung Adat Raja Prailiu. Warisan kepercayaan ini terus hidup berakar dalam tradisi Sumba untuk menyembah Tuhan melalui perantara arwah nenek moyang atau leluhur.

Penganut Marapu memiliki beragam ritual besar keagamaan. Dua ritual besar yang menarik diperhatikan adalah wulla poddu dan pasola. Wulla poddu adalah bulan suci bagi penganut Marapu. Di bulan itu, terdapat sejumlah larangan atau pamali yang harus dipatuhi penganut Marapu.

4. Kain Tenun

Kampung Adat Raja Prailiu terkenal sebagai salah satu penghasil tenun di Sumba Timur. Seluruh proses pembuatannya, mulai memintal hingga pewarnaan dilakukan secara tradisional dan bahan alami. Tak heran, setiap kain tenun Sumba sarat dengan filosofi.

Hal ini juga bisa terlihat dari motif kain tenun yang beragam dan menggambarkan kehidupan masyarakat Sumba. Kehidupan mereka ataupun para raja terdahulu di kampung adat yang berkaitan dengan alam dan makhluk lain tertuang dalam lembaran kain.

Tak heran, karena keunikannya, kain tenun Sumba ini kini jadi mata pencaharian utama kelompok perempuan di Kampung Adat Raja Prailiu. Bahkan, para penenun kain ini beradaptasi dengan digitalisasi untuk memasarkan dan mempromosikan kain tenun melalui media sosial.

Kemudahan itu pun tak lepas dari kehadiran Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI Kominfo) yang membantu masyarakat terhubung internet dan merdeka sinyal. Seperti diketahui, Kecamatan Kambera di Kampung Adat Raja Prailiu berdiri 1 BTS 4G dari 90 BTS yang tersebar di 22 Kecamatan.

1 BTS di Kecamatan Kambera dari 89 unit BTS 4G di Kabupaten Sumba Timur dibangun pada tahun anggaran 2021/2022. Sementara, satu unit menara induk dibangun di Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai dekat Network Operation Center (NOC) Palapa Ring pada 2019. Menara induk itu berfungsi untuk menyebarkan jaringan internet Palapa Ring ke BTS-BTS kemudian ke desa-desa seperti Kampung Adat Raja Prailiu.

detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!




(anl/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads