Kronologi Sopir Pikap di Jakut Diamuk Massa gegara Dikira Maling

Kronologi Sopir Pikap di Jakut Diamuk Massa gegara Dikira Maling

Tina Susilawati - detikNews
Selasa, 05 Des 2023 21:15 WIB
Seorang pria sopir mobil pikap dipukuli sejumlah orang di depan SMK di Tugu Selatan, Koja, Jakut. Polisi jelaskan duduk perkara kasus tersebut. (Tina Susilawati/detikcom)
Seorang pria sopir mobil pikap dipukuli sejumlah orang di depan SMK di Tugu Selatan, Koja, Jakut. Polisi menjelaskan duduk perkara kasus tersebut. (Tina Susilawati/detikcom)
Jakarta -

Seorang pria sopir mobil pikap di Walang Jaya, Jakarta Utara, dikeroyok. Pria itu dikeroyok lantaran disangka maling.

Menurut kesaksian warga, pengemudi tersebut bukan maling. Ari (48), saksi mata sekaligus warga setempat, menceritakan kronologi kejadian yang terjadi tepat di depan warung makannya itu. Ia mengungkapkan banyak kesalahan informasi yang beredar di masyarakat.

"Itu salah itu info yang beredar. Bukan nyerempet dia," kata Ari ditemui di Jalan STM Walang Jaya, Koja, Jakarta Utara, Selasa (5/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, pengemudi yang disebutnya sebagai mahasiswa itu membawa kendaraan roda dua milik keluarganya yang rusak. Bukan hasil maling seperti yang dituduhkan warga.

"Jadi ada anak bawa mobil pikap yang opungnya, terus dikejar sama Dishub, katanya maling atau apa gitu. Terus orang ngikut mukulin. Bilangnya maling," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Itu motor rusak, dia muat motor rusak. Anaknya kasihan dipukuli. Babak belur," tambahnya.

Ia pun menceritakan bagaimana situasi dan kondisi saat pengeroyokan terjadi. Narasi yang menyebutkan adanya tabrak lari yang dilakukan oleh pengemudi itu pun juga ditepis oleh kesaksian Ari.

"Saya bilang aduh kasihan. Kepalanya dihantam sama helm lah, sama apa lah dipukulin ke dia semua," ujarnya.

"Nggak. Nggak ada tabrakan sama sekali," lanjutnya.

Selaras dengan Ari, saksi lain bernama Viki (24) juga memberikan kesaksian pada saat kejadian berlangsung. Ia menjelaskan kronologi pengemudi pikap yang akhirnya menjadi bulan-bulanan massa itu.

"Dari warganya itu ngomongnya dia nyerempet orang di Jaya. Padahal dia di Jaya itu beli ban mobil. Mampir. Parkir di pinggir jalan," ucapnya.

Viki menjelaskan, sang pengemudi yang sebelumnya telah menaikkan motor rusaknya itu lalu memarkirkan mobil pikapnya di pinggir jalan. Dia pun kemudian didatangi Dishub yang membuatnya mengingat kembali kejadian yang tak mengenakkan.

"Sebelumnya habis dari pasar ambil motor yang rusak itu. Waktu parkir di pinggir jalan dia disamperin Dishub. Nah waktu disamperin dia punya trauma sama Dishub karena pernah bayar Rp 2,5 juta karena KIR nya mati," ujarnya.

"Nah dia takut diomelin omnya kalau sampai bikin masalah lagi, nah dia kabur. Kabur sama Dishubnya mungkin dikejar kali ya, ditanya warga mungkin Dishubnya salah jawabnya. Nah sama warga dikejar. Dikira maling," tambahnya.

Sementara itu, Kanitreskrim Polsek Koja AKP Asman Hadi membenarkan kesalahpahaman yang terjadi.

"Jadi saya luruskan ini salah paham ya, Mbak. Dia bukan maling," ucapnya.

Asman pun menjelaskan mengapa sang pengemudi bisa disebut maling oleh warga

"Jadi kronologinya pengemudi ini motornya patah. Dibawa ke mobil pikap. Waktu dia parkir di pinggir jalan, petugas Dishub nyamperin. Dia kabur karena katanya pernah diderek bayar mahal sama Dishub," ujarnya.

"Waktu kabur, dia kaburnya ngebut sambil zig-zag. Ada massa yang bilang maling. Dikejar lah dia sama warga. Waktu dia berhenti di jalan STM Walang Jaya itu, diamuk lah dia," tutupnya.

(dek/dek)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads