Pembangunan jalan rusak yang melintasi Kecamatan Rumbia, Lampung Tengah, terus berproses. Pembangunan jalan yang dibiayai APBD sudah selesai, sedangkan jalan yang dibiayai APBN sudah tinggal 15% lagi selesai.
"Progres saat ini sudah 85%," kata Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Lampung, Susan Novelia, kepada detikcom, Selasa (21/11/2023).
Dia menyatakan tak ada kendala berarti dalam pengerjaan ini, semua sesuai jadwal. Sampai saat ini, pembangunan jalan yang dilakukan pemerintah pusat masih berupa pembangunan permukaan jalan bermaterial beton.
"Masih pekerjaan utama, rigid pavement," kata Susan Novelia.
Pemerintah Pusat mengerjakan jalan dengan biaya APBN melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Lampung di bawah Kementerian PUPR, sedangkan Pemprov Lampung mengerjakan jalan dengan biaya APBD melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (DBMBK). Bagian jalan yang dikerjakan pemerintah pusat dan yang dikerjakan Pemprov Lampung letaknya berselang-seling.
Untuk Paket I, yakni segmen Kota Gajah-Simpang Randu sepanjang 30 km, ruas yang dikerjakan Pemprov Lampung adalah dari Km 0 sampai Km 12. Sisanya, Km 12 sampai Km 30 dikerjakan oleh pemerintah pusat.
Untuk paket II yakni segmen Simpang Randu-Seputih Surabaya yang melintasi Kecamatan Rumbia, panjangnya adalah 25 km. Bagian yang dikerjakan Pemprov Lampung adalah Km 0 sampai Km 7,250. Sisanya, Km 7,250 sampai Km 25 dikerjakan oleh pemerintah pusat.
Pemerintah pusat juga mengalokasikan Rp 814,7 miliar untuk memperbaiki jalan rusak di seantero Lampung, yakni untuk pembangunan 15 segmen jalan, termasuk yang melintasi Kecamatan Rumbia di Lampung Tengah ini.
Maret lalu, warga Lampung bernama Mira Desiana dkk membuat video protes di jalanan Rumbia, Lampung Tengah itu. Dia berkubang di jalanan rusak kawasan ini. Konten media sosial Mira Desiana kemudian viral. Sekarang, jalanan itu sudah mulus. Namun demikian, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menjelaskan perbaikan jalan di sini bukan karena adanya isu viral di media sosial melainkan sudah direncanakan sejak sebelum adanya isu viral.
(dnu/dnu)