Stoples Makan Stunting Rp 21 Ribu untuk 9.882 Anak Depok juga Memicu Debat

Stoples Makan Stunting Rp 21 Ribu untuk 9.882 Anak Depok juga Memicu Debat

Devi Puspitasari - detikNews
Jumat, 17 Nov 2023 14:36 WIB
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Mary Liziawati (Devi Puspitasari/detikcom)
Menu bantuan makanan untuk anak stunting di Depok menjadi sorotan. (Devi Puspitasari/detikcom)
Depok -

Komisi D DPRD Kota Depok menggelar rapat dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok terkait bantuan makan stunting dana Rp 4,9 miliar tapi cuma berisi tahu dan nuget. Dalam rapat itu, stoples disebut dibeli Rp 21 ribu.

Awalnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Depok Mary Liziawati mengatakan penggunaan stoples guna mencegah bertambahnya sampah di Kota Depok. Karena itu, pihaknya menggunakan stoples penggunaan kembali (reuse).

"Itu tadi kenapa kok pakai stoples, karena kami berpikir, kalau sediaan atau tempat yang langsung buang, menambah sampah di Kota Depok. Sehingga kita menyampaikan penyedia menggunakan stoples supaya bisa digunakan kembali. Ya di program ini kita pakai tempat reuse," kata Mary dalam rapat di ruang paripurna DPRD Depok, Jumat (17/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, anggota DPRD Depok Komisi D Fraksi PKB, Babai Suhaimi, menanyakan harga satuan stoples tersebut ke wirausaha baru (WUB) selaku bagian dari vendor program bantuan makanan untuk anak stunting.

DPRD Kota Depok rapat dengan Dinkes Depok terkait bantuan makan stunting dana Rp 4,9 miliar tapi cuma berisikan tahu dan nuget. Harga stoples ikut jadi sorotan. (Devi P/detikcom)DPRD Kota Depok rapat dengan Dinkes Depok terkait bantuan makan stunting dana Rp 4,9 miliar tapi cuma berisikan tahu dan nuget. Harga stoples ikut jadi sorotan. (Devi P/detikcom)

"Harga stoples satu berapa? Stoplesnya aja berapa satunya?" tanya Babai.

ADVERTISEMENT

"Harga satu stoples Rp 21 ribu," jawab salah satu vendor WUB.

"Rp 21 ribu satu stoples?" tanya Babai lagi.

"Kami dapat tiga (stoples) untuk satu orang reuse, seperti itu," jawabnya.

"Jadi 1 bayi 1 stoples dalam kurun waktu 28 hari. (Hitungannya) Rp 21 ribu x 3 berarti Rp 60 ribu (untuk 1 bayi)," papar Babai.

"Dibagi 24 hari karena yang 4 hari itu pemberian makanan tambahan nasi sehingga ada kotak sendiri," jawab vendor WUB.

Babai mendukung langkah WUB menggunakan stoples reuse guna mengurangi beban plastik. Menurutnya, akan ada banyak sampah menumpuk jika menggunakan alas makan sekali pakai karena jumlah anak stunting yang mendapat bantuan makanan ada 9.882 orang di 11 kecamatan yang diberikan bantuan selama 28 hari.

"Maka dipakai alat yang berulang-ulang ketemulah stoples ini dengan harga Rp 21 ribu x 3 = Rp 61 ribu. Pertanyaannya, apakah sama semua harganya?" tanya Babai.

"Saya meluruskan, 1 stoples itu kurang lebih sekitar stoplesnya aja Rp 9.000-an. Tapi kan pada praktiknya Rp 9.000-an kita (beli) 3 kan, dan 3 stoples itu belum sama stiker. Sama stiker itu sekitar rata-rata Rp 10 ribuanlah 1 stoples," jawab vendor WUB lainnya.

"Tapi pada praktiknya, berjalan selama 8 hari ini itu stoplesnya ada yang hilang, ada yang nggak balik. Jadi kita nambah lagi sebagai penadah kan. Jadi, bisa jadi, beda-beda setiap kecamatan. Kalau saya di Sawangan itu sudah sampai stoples ketiga, tapi saat balikin nih kadang-kadang ada yang 'maaf, Pak, pecah' gitu ya, jadi nambah lagi (pemberian stoplesnya)," tambahnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Kritik Wanita Kekinian Rajin Flexing, Megawati Ingatkan Persoalan Stunting':

[Gambas:Video 20detik]



Perbedaan soal harga tersebut memicu rasa penasaran anggota Komisi D DPRD Depok.

"Tadi kan Ibu bilang harga stoples Rp 21 ribu, Bapak dapat Rp 9.000?" tanya Komisi D.

"Bukan, Bu. Mungkin Rp 21 ribu (untuk) 3 stoples," jawab vendor WUB.

"Nggak, tadi ibu bilang Rp 21 ribu (untuk) 1 stoples yang saya denger temen-temen ya. Artinya, kita menyamakan juga," tegas Komisi D.

Kemudian, Babai meminta Kadinkes Depok memperhatikan baik-baik karena hal ini berdampak pada anggaran. Sebab, jika dikalkulasikan harga stoples Rp 10 ribu dikalikan 3 maka menghabiskan anggaran sebesar Rp 270 juta.

"Maka berdasarkan ketentuan, tentu ketika pengadaan stoples ini harus dilakukan semuanya kegiatan sama makan kan harus antara penunjukan langsung dengan tender juga tergantung dengan pelaksanaan di setiap kecamatan, itu yang pertama dari sisi pengadaan stoples itu sendiri," ucap Babai.

"Nah, yang kedua, kalau dikatakan Pak Ikra tadi bahwa itu merupakan terserah UMKM mau memberikan apa stoples dan sebagainya, logikanya di mana dengan harga Rp 18 ribu di mana Bapak harus mengeluarkan mengorbankan uang, apalagi kalau menurut yang Beji tadi Rp 21 ribu x 3 kan Rp 63 ribu. Mohon ini diperhatikan, kita tidak mau Ibu mau mendukung kemajuan UMKM agar ada profitnya, tapi kenyataannya malah menyusahkan. Ini tentu tidak baik juga, untuk itu yang perlu digarisbawahi," tambahnya.

Anggaran Rp 4,9 M dari APBN

Sebelumnya, viral di media sosial bantuan makanan stunting atau Pemberian Makan Tambahan (PMT) untuk balita stunting oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang dianggarkan Rp 4,9 miliar cuma berisi tahu dan nuget. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Depok, Mary Liziawati, menyebut anggaran itu berasal dari dana insentif daerah.

"Jadi kita anggarannya, dari anggaran dana insentif daerah (DID). Pemkot Depok mendapat penghargaan insentif fiskal kinerja penggunaan stunting dari pemerintah pusat yang diterima sekitar akhir Oktober sehingga anggaran ini masih anggaran perubahan. Jadi anggarannya APBN ya," kata Mary kepada wartawan di Balai Kota Depok, Kamis (16/11).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads