Dukungan BRI Bantu Atasi Tumpukan Sampah di Tepi Sungai Citarum

Jihaan Khoirunnisa - detikNews
Jumat, 17 Nov 2023 10:56 WIB
Foto: Dok. BRI
Jakarta -

BRI melalui program CSR BRI Peduli memberikan bantuan untuk membantu pengelolaan sampah di wilayah Sungai Citarum. Bantuan infrastruktur tersebut berupa gudang Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Bank Sampah Induk, pembangunan workshop (bengkel perbaikan mesin pengolahan sampah) dan kendaraan pengangkut sampah.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan pihaknya prihatin melihat masalah sampah yang terus menumpuk. Hal ini akibat peningkatan aktivitas masyarakat kota yang tidak diimbangi dengan jumlah tempat pembuangan sampah yang memadai.

"Dalam pelaksanaannya kami berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan upaya bersama membantu mengatasi masalah sampah dan lingkungan," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (17/11/2023).

Kondisi tersebut yang mendasari BRI berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya kelompok pegiat sampah Yayasan Bening Saguling. Sinergi keduanya berupaya mengatasi persoalan sampah di Waduk Saguling di sekitar Sungai Citarum, Bandung, Jawa Barat.

Sampah-sampah dikumpulkan untuk kemudian diolah menjadi barang yang bernilai ekonomi.

"Yayasan Bening Saguling memiliki track record yang bagus, dan sudah menunjukkan kiprahnya sebagai penggerak lingkungan yang perlu dan terus kita dukung," katanya.

"Semoga kolaborasi ini dapat terus ditingkatkan dan apa yang sudah kita lakukan menjadi kisah inspiratif bagi masyarakat di daerah lain dalam hal ini edukasi dan pengelolaan sampah," imbuhnya.

Di sisi lain salah satu pengurus Yayasan Bening Saguling Indra Darmawan menceritakan yayasan tersebut sudah berdiri sejak tahun 2014. Adapun yang menjadi fokus utama Yayasan Bening Saguling yaitu masalah lingkungan, terutama di sekitar Sungai Citarum.

"Tujuan kami adalah bagaimana membangun kolaborasi ke seluruh pihak untuk melestarikan lingkungan dan juga memberdayakan masyarakat sekitar Sungai Citarum," tutur Indra.

Pihaknya pun mengajak masyarakat untuk terjun langsung menjadi pengumpul sampah atau disebut Pelestari. Dengan sampan-sampan kecil, para pelestari yang sudah terlatih mengumpulkan sampah yang tergenang di sekitaran Sungai Citarum. Selanjutnya sampah ini kemudian dipilah dan dijual yang hasilnya menjadi pendapatan masyarakat.

"Fokus kami adalah bagaimana melestarikan sungai dan memberdayakan masyarakat. Karena kami yakin tidak mungkin sebuah kawasan bisa bersih bisa lestari. Tanpa kita mengikutsertakan masyarakat di sekitar lingkungan itu sendiri. Ini harta karun yang hasil keuntungan ini tidak dinikmati hanya kita saja, tetapi untuk warga," katanya.

Dalam pengolahan sampah tersebut, kata dia, terdapat program 'kredit plastik'. Nantinya sampah yang dipilah dapat dijual lagi dan menghasilkan uang. Setiap 60 ton sampah plastik memiliki nilai jual sekitar Rp 300 ribu dan khusus sampah botol bisa bernilai lebih besar.

Tak hanya sampah plastik, terdapat juga potensi pendapatan lain dari Waduk Saguling, yaitu eceng gondok yang dianggap sebagai tanaman parasit. Tumbuhan ini bisa diberdayakan menjadi perabotan hingga atap gazebo yang menjadi penggerak ekonomi warga sekitar.

"Dari pendapatan itu, kita kembalikan ke masyarakat. Contohnya sekolah berbayar sampah dan klinik pengobatan," jelasnya.

Sementara itu Endang Mulyana, salah seorang warga yang sudah aktif menjadi Pelestari Sungai Citarum selama 7 tahun mengakui manfaat sejak kehadiran Bening Saguling yang membantunya memiliki penghasilan yang lebih stabil.

"Alhamdulillah sekarang penghasilan sudah lebih stabil ketimbang dulu. Saya punya satu anak, sekarang sudah di bangku SMA kelas dua. Baik uang bangunan, uang transportasi untuk sekolah anak saya dibantu dengan oleh yayasan ini," ungkapnya.




(akd/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork