Pengembangan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) bukanlah hal yang baru untuk negara Jepang. Bahkan, negara yang dijuluki sebagai Negeri Sakura itu telah membangun kawasan TOD di atas tanah hasil reklamasi.
Dalam Media Fellowship Program (MFP) MRT Jakarta 2023, detikcom bersama enam rekan media lainnya berkesempatan menelusuri sepanjang kawasan Minato Mirai 21 di Yokohama, Jepang. Pertama, rombongan bertolak dari Tokyo menuju Yokohama menggunakan bus.
Cuaca saat itu 10 derajat celcius dan mayoritas beraktivitas menggunakan jaket tebal serta baju tertutup. Untuk menuju ke Minato Mirai 21 sebenarnya bisa menggunakan kereta dengan jarak tempuh sekitar 30 kilometer dari Tokyo. Apalagi, kawasan ini menjadi percontohan MRT untuk mengembangkan konsep TOD di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali lagi ke Minato Mirai 21, ini merupakan kawasan tepi laut futuristik yang dibentuk dari reklamasi Teluk Tokyo. Pengembangan kawasan Minato Mirai dimulai pada tahun 1965, di mana saat itu diumumkan enam konsep proyek besar di Kota Yokohama.
Rangkaian pembangunan di Minato Mirai terus bergulir ditandai dengan pembukaan Yokohama Museum of Art pada 1989, pembukaan Yokohama Landmark Tower (private sector) pada 1993 hingga pembangunan jalur kereta bawah tanah atau subway Minato Mirai sejak 2004 silam.
Proyek pengembangan Minato Mirai 21 dikerjakan oleh organisasi semi pemerintah di bawah Kementerian Pertahanan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MLITT) Jepang, yaitu Urban Renaissance (UR) Agency.
Saat ini, jalur subway Minato Mirai 21 terdiri dari enam stasiun titik pemberhentian dengan total panjang trek 4,1 km. Antara lain Stasiun Yokohama Station, Stasiun Shin-takashima, Stasiun Minato Mirai, Stasiun Bashamichi, Stasiun Nihon-odori, Stasiun Motomachi-Chukagai (Yamashita-koen).
Yang menarik adalah, Stasiun Minato Mirai 21 terletak di bawah Queen Mal, sebuah kawasan pusat perbelanjaan yang terletak di kawasan reklamasi ini. Dari lantai atas Queen Mal tampak aktivitas jual beli pada umumnya pusat perbelanjaan. Tampak pengunjung berlalu-lalang sambil membawa belanjaan mereka mengelilingi kawasan mal.
Namun di lantai 1 mal, penumpang berbondong-bondong menuruni eskalator menuju stasiun bawah tanah. Plang informasi berkelir biru menjelaskan jika area Stasiun Minato Mirai 21 terletak di lantai B1F hingga B3F.
"Proyek kereta api baru serta pengembangan kota telah dilakukan bersama-sama sebagai TOD. Jalur Minato Mirai dioperasikan langsung ke jalur Tokyo dari stasiun terminal Yokohama," kata Kano Junkichi selaku Director of Business Promotion UR saat studi banding lapangan.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Secara keseluruhan, Mianto Mirai 21 yang dulunya merupakan kawasan pelabuhan kini disulap menjadi kawasan tepi laut bergaya futuristik dengan gedung pencakar langit.
Di dalam kawasan itu pun terdapat berbagai fasilitas selain pusat perbelanjaan dan stasiun. Beberapa di antaranya hunian, museum, sekolah hingga gelanggang olahraga. Dari luar tampak kawasan Minato Mirai 21 ini diisi oleh pasangan suami istri (pasangan muda) yang telah memiliki anak.
![]() |
Rombongan fellowship MRT bahkan berkesempatan menyambangi Yokohama Landmark Tower and Plaza. Untuk mencapai lantai tertinggi di bangunan tersebut, rombongan menaiki lift dengan kecepatan maksimum 750 kilometer per jam. Setibanya di lokasi, tower ini justru menawarkan pemandangan indah 360 derajat Kota Yokohama. Dari atas terlihat pemandangan bianglala Cosmo Clock 21 sekaligus kapal Nippon Maru pada 1930.
Seperti diketahui, pembangunan area depo MRT Jakarta Fase 2 diputuskan di kawasan Ancol Barat. Nantinya, pembangunan depo bakal masuk pengembangan wilayah pesisir Jakarta atau Ancol Waterfront Development.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat dalam forum investor di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo di Yotsuya, Tokyo, Jepang, Senin (13/11) waktu setempat.
"Untuk pembangunan depo (awalnya) akan dibangun di Kampung Bandan tapi kita pindahkan ke area Ancol. Untuk pembangunan depo telah diputuskan untuk dibangun di Ancol Barat," kata Tuhiyat.
Depo MRT di lahan seluas 20 hektare akan berlokasi di Ancol Barat yang mengusung konsep kawasan berorientasi transit atau TOD sehingga kawasan tersebut akan dilengkapi dengan fasilitas lainnya, seperti hotel, area pedestrian, communal space, transport hub, hingga area komersial.
Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Winarto menerangkan, secara keseluruhan, kawasan Ancol Barat bakal dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kota Jakarta.
Saat ini, MRT dan Ancol membuka peluang bagi investor untuk berinvestasi dalam proyek tersebut. Kedua perusahaan BUMD itu pun tengah menjajaki kerja sama dengan calon investor dari Jepang.
"Kita aktif mengajak investasi di Indonesia, kita belum cukup uang, Jepang itu uangnya banyak, kalau mau taruh uang di bank dia harus bayar, dibuang ke kita saja," jelas Winarto.
Tak hanya Ancol Barat, ke depannya pengembangan kawasan Ancol akan diperluas secara bertahap.
(taa/fas)