Bantuan makanan stunting atau Pemberian Makan Tambahan (PMT) untuk balita stunting oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Depok diprotes warga karena tak memiliki rasa. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Depok, Mary Liziawati, menyebut protes itu muncul karena orang tua terbiasa memberi anaknya makanan dengan tambahan gula.
Mary mengatakan pihaknya hari ini tengah mengedukasi orang tua balita untuk mengikuti juknis Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Agar, pemberian PMT lokal disertai dengan edukasi.
"Kemarin sudah enam hari kudapan satu hari makanan lengkap disertai dengan kegiatan edukasi. Jadi kita mengedukasi ibu balita, ayo bikin makanan buat balita itu makanan yang sehat, bukan asal enak anaknya senang," kata Mary kepada wartawan di Balai Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (16/11/2023).
Mary menyebut protes warga soal makanan stunting yang tak ada rasa dikarenakan orang tua terbiasa memberi makan anaknya dengan tambahan gula, garam, dan penyedap rasa.
"Banyak yang bilang nggak ada rasanya, anaknya nggak mau makan. Berarti anaknya sudah terbiasa makan makanan yang ditambahin macem-macem, padahal untuk anak di bawah satu tahun itu tidak boleh ada tambahan apapun. Bahan-bahan yang disediakan tidak boleh ditambah apapun, garam, gula, apalagi penyedap," ucapnya.
Mary mengatakan jika anak berusia enam bulan sudah diberi makanan yang terkontaminasi berbagai macam rasa, maka si anak akan terbiasa dengan makanan gurih.
"Kalau anak dari kecilnya enam bulan udah (makan) macam-macam, jadi lidahnya sudah terbiasa dengan makanan gurih," ujarnya.
Sebab itu, kata Mary, anak tidak mau menerima makanan sehat. Hal itulah yang membuat pihaknya mengedukasi ibu balita untuk dapat membuat makanan yang sehat dan mencegah stunting.
"Akhirnya makanan sehatnya nggak mau ini yang kita edukasi ke ibu-ibu balita atau bikin makanan yang sehat, yang mengandung sumber protein hewani yang bisa mencegah terjadinya stunting," imbuhnya.
(fas/fas)