Viral di media sosial soal cekcok antara pihak keluarga pasien dengan pihak RSUD Leuwiliang, Bogor. Dinarasikan dalam video beredar bahwa ada pasien yang koma dan membutuhkan ambulans, tapi ambulans operasional RSUD disembunyikan.
Hal tersebut turut menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Pihak RSUD Leuwiliang pun angkat bicara terkait kejadian dalam video viral yang dinarasikan 'ambulans disembunyikan' tersebut. Berikut sederet hal yang diketahui:
1) Video 'Ambulans Disembunyikan' Viral
Kejadian bermula ketika video keributan di RSUD Leuwiliang viral di media sosial (medsos). Dalam video dinarasikan ada pasien yang koma dan membutuhkan ambulans, tapi ambulans operasional RSUD disembunyikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut keterangan, ada pasien koma butuh ambulan, tapi ambulansnya disembunyiin, akhirnya ketahuan ambulansnya ada di gudang RSUD Leuwiliang, Bogor," tulis pengunggah video pada kolom keterangan, dikutip detikcom, Sabtu (11/11/2023).
Dalam video tersebut, terlihat adu mulut terjadi oleh sejumlah orang. Terdengar seorang pria memaki. Diketahui bahwa pihak yang terlibat cekcok dalam kejadian itu merupakan pihak keluarga pasien dengan pihak RSUD Leuwiliang Bogor.
2) Jadi Perhatian Pemkab Bogor-Cek Fakta
Perihal tersebut turut menjadi perhatian Pemkab Bogor. Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan pihaknya akan mengecek fakta di tempat kejadian. Iwan memastikan pihaknya akan menindaklanjuti masalah itu.
"Saya akan mencari tahu dulu informasi tersebut untuk menindaklanjutinya. Setelah jelas informasi sebenarnya, baru kita bisa simpulkan," kata Iwan, dilansir Sabtu (11/11/2023).
Iwan mengatakan bahwa pihaknya ingin pihak rumah sakit bekerja maksimal memberi layanan kepada masyarakat. "Yang jelas, saya ingin rumah sakit maksimal dalam melayani masyarakat dan mengedepankan sisi humanis," pungkasnya.
3) Keterangan dari Pihak RSUD Leuwiliang
Pihak RSUD Leuwiliang angkat bicara perihal video yang dinarasikan bahwa pihak rumah sakit menyembunyikan ambulans ketika ada pasien yang koma dan membutuhkan ambulans. disebutkan kejadian pada Kamis (9/11/2023) malam.
"Pasien datang pada hari Kamis, 9 November 2023, sekitar pukul 18.15 WIB, diantar oleh satu orang temannya pascakecelakaan lalu lintas. Pasien diterima oleh petugas IGD dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi. Kemudian dilakukan pemeriksaan oleh dokter, mendapatkan terapi, dilakukan pembersihan luka, merawat luka, memasang spalk pada kaki kiri, memberikan suntikan obat penghilang nyeri," kata Direktur RSUD Leuwiliang, dr Vitrie Winastri, Sabtu (11/11/2023).
Dokter RSUD Leuwiliang lalu memberikan penjelasan kepada pihak keluarga bahwa kondisi pasien telah sadar dan bisa berkomunikasi. Kemudian terkait pemeriksaan lanjutan, dibutuhkan dokter spesialis saraf, sehingga pasien perlu dirujuk ke rumah sakit lain.
4) Keluarga Pasien Tolak Prosedur dari RS
Kemudian, Direktur RSUD Leuwiliang, dr Vitrie Winastri mengatakan bahwa ketika orang tua pasien datang, dokter kembali memberikan penjelasan mengenai hal tersebut. Namun orang tua menunggu suami pasien datang.
"Setelah suami datang, diberikan edukasi kembali oleh dokter tentang kondisi pasien sesuai penjelasan di atas," jelasnya.
Setelah dijelaskan, keluarga ingin langsung membawa pasien menggunakan kendaraan sendiri. Dokter kemudian menjelaskan prosedur rujukan antar-rumah sakit harus melalui Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
"Sehingga rumah sakit yang akan menjadi tempat rujukan mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien. Setelah rumah sakit yang dituju siap menerima pasien, pasien akan diantar menggunakan ambulans rumah sakit dengan didampingi oleh tenaga kesehatan (perawat atau dokter) RSUD Leuwiliang," ungkapnya.
Setelah dijelaskan, keluarga pasien tetap ingin membawanya menggunakan kendaraan sendiri. Dokter kembali melakukan edukasi terkait prosedur SPGDT beberapa kali untuk menjaga kondisi pasien tetap stabil.
"Suami dan keluarga tetap menolak menggunakan sistem Rujukan (SPGDT) dan tetap akan menggunakan kendaraan sendiri, dan ternyata petugas rumah sakit melihat telah ada kendaraan yang menjemput pasien tersebut," sebutnya.
(wia/imk)