Wartawan Diintimidasi Saat Firli Bahuri di Aceh, KPK Bilang Begini

Wartawan Diintimidasi Saat Firli Bahuri di Aceh, KPK Bilang Begini

Yogi Ernes - detikNews
Jumat, 10 Nov 2023 14:08 WIB
Ketua KPK Firli Bahuri di Aceh
Ilustrasi. Ketua KPK Firli Bahuri di Aceh (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

KPK buka suara soal dugaan pengawal Ketua KPK Firli Bahuri melakukan intimidasi kepada dua wartawan di Banda Aceh. KPK mengecam tindakan yang menghambat kebebasan pers.

"Yang pasti, tidak boleh kalau memang betul ada intimidasi pada teman-teman jurnalis. Karena kami sangat yakin pada kebebasan pers untuk teman-teman dapat informasi dan disampaikan kepada masyarakat," kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri di gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2023).

Ali mengatakan pihaknya masih harus memastikan sosok pengawal Firli yang diduga melakukan intimidasi kepada wartawan di Aceh. Ali belum memastikan apakah pelaku tercatat sebagai pegawai KPK atau bukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya artinya kan memang setiap daerah, pimpinan kan ada ajudan protokol, dan dari KPK yang ke sana. Tapi apakah itu dilakukan pegawai KPK atau bukan, kita tidak bisa buktikan. Kami belum bisa memastikan," ujar Ali.

2 Wartawan di Aceh Diduga Diintimidasi Pengawal Firli

ADVERTISEMENT

Dua wartawan di Banda Aceh diduga diintimidasi pengawal Firli Bahuri. Intimidasi itu terjadi saat Firli berkunjung ke Sekretariat Bersama (Sekber) Jurnalis atau markas wartawan di Tanah Rencong.

Firli datang ke Sekber di Jalan STA Mahmudsyah, Banda Aceh, pada Kamis (10/11) malam. Dia hadir bersama pengurus Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) wilayah Aceh untuk makan durian bersama.

Informasi kedatangan Firli di Sekber menyebar di grup wartawan. Beberapa jurnalis datang ke lokasi untuk melakukan peliputan.

Seorang wartawan KompasTV dan Kompas.com, Raja Umar, mengatakan, begitu tiba di lokasi, dirinya memakai ID card dan mengeluarkan kamera dari tas, lalu menghampiri Firli untuk meminta izin wawancara. Umar juga sudah memperkenalkan dirinya sebagai wartawan dan asal media.

"Saat itu saya ingin mewawancara Ketua KPK terkait agenda kunjungan ke Aceh dan tanggapannya terhadap tudingan Firli mengulur waktu dari panggilan Polda Metro. Lalu Firli menjawab tidak ada komentar, saya lagi makan duren. Saya bilang, ya udah, Pak, siap, makan duren, boleh ya saya tunggu," kata Umar saat dimintai konfirmasi detikSumut.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'Firli soal Absen Pemeriksaan Polda: Tak Ada Kata Menghindar, Saya Akan Hadapi':

[Gambas:Video 20detik]



Tak lama berselang, Umar didatangi pengawal Firli dan mengingatkan untuk tidak mengambil foto dan video. Umar menyebut dirinya sebagai wartawan yang sedang bertugas sambil berjalan menuju tempatnya duduk.

Lokasi dia duduk agak jauh dari rombongan Firli. Beberapa saat berselang, Umar kembali didatangi pria berpakaian preman dan memintanya menghapus foto pertemuan Firli tersebut.

"Saya menolak untuk menghapus dan menanyakan apa hak Anda menyuruh saya untuk hapus foto, lalu dia menjawab dia polisi, berhak meminta saya hapus foto itu. Nah, karena dipaksa disuruh buka galeri di HP, saya langsung hidupkan rekaman, saya rekam, lalu saya tanya sambil buka galeri yang mana foto yang harus saya hapus. Dan polisi itu tahu saya merekam audio, dia juga meminta menghapus rekaman tersebut, lalu saya melawan," ujar Umar.

"Rekaman audio itu saya kirim ke grup Kompas.com karena saya merasa diintimidasi oleh pengawal Firli. Tujuannya, kalau terjadi sesuatu dengan saya, itu akan menjadi salah satu barang bukti di kemudian hari," lanjutnya.

Umar mengaku saat itu belum sempat mengambil video pertemuan Firli di markas wartawan. Setelah kejadian itu, dia mengabari beberapa jurnalis televisi lain sehingga mereka datang ke lokasi.

"Insiden itu kemudian saya langsung kabari ke beberapa wartawan TV yang tergabung dalam IJTI agar mereka segera ke lokasi untuk sama-sama meliput Firli. Karena sebelumnya ada juga wartawan Puja TV namanya Nurmala juga mengalami intimidasi saat mengabadikan foto saya menghampiri Firli untuk minta izin wawancara. Nurmala pun diminta paksa hapus foto tersebut," jelas Umar.

Halaman 2 dari 2
(ygs/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads