"Perlu kami informasikan bahwa kegiatan ini akan diikuti oleh berbagai narasumber baik dari nasional maupun internasional dan juga mendiskusikan terkait literasi keagamaan dan Lintas budaya (LKLB)," ucap Dhahana pada Konferensi pers pre-event Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya di gedung Setjen Kemenkumham, Graha Pengayoman, Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Dhahana mengatakan para peserta terdiri dari guru-guru dengan latar belakang agama berbeda. Mereka akan mendapatkan workshop selama 3 hari dengan berbagai pelatihan.
"Dan kemudian dalam program ini jadi guru-guru itu dilatih mengenai bagaimana konsep HAM, kebebasan beragama dan juga hal-hal mendasar mengenai rule of law," katanya.
"Kemudian dalam workshop itu juga ada kesempatan untuk mereka berlatih dan juga untuk mendapat pengalaman langsung bagaimana berinteraksi dengan agama-agama yang berbeda itu juga kami ajak ke rumah ibadah yang berbeda," tambahnya.
Pelatihan ini juga mengangkat isu intoleran agama. Utusan Khusus Presiden Timur Tengah & Organisasi Kerja Sama Islam tahun 2016-2019 & Menlu tahun 1999-2001, Alwi Syihab mengaku isu intoleran agama lah yang membuat dirinya tertarik mengikuti konferensi internasional ini.
"Maksud dan tujuan saya mengikuti ini dalam rangka meningkatkan kewaspadaan kita dan memberikan pencerahan terhadap adanya sinyal bahwa banyak di antara guru-guru agama Islam di Indonesia ini cenderung intoleran," ujarnya.
"Dan ini sangat berbahaya kalau hal ini dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha dari pemerintah maupun dari organisasi-organisasi Islam dan Kristen karena pada umumnya intoleransi ini terbangun antara kelompok Islam dan kelompok Kristen," tutupnya.
Konferensi Internasional yang bakal dihadiri oleh narasumber terkemuka dari dalam dan luar negeri ini akan digelar pada 13-14 November 2023 di Hotel Kempinski, Jakarta.
Simak juga 'Gerak 98 Dukung Ganjar, Tolak Pemimpin Pelanggar HAM-Dinasti Politik':
(isa/isa)