7 Fakta Terbongkarnya Keripik Pisang-Water Happy Narkoba di Jogja

7 Fakta Terbongkarnya Keripik Pisang-Water Happy Narkoba di Jogja

Tim detikJogja - detikNews
Sabtu, 04 Nov 2023 20:02 WIB
Dalam kasus ini petugas mengamankan delapan orang masing-masing berperan sebagai admin, juru masak hingga distributor keripik pisang narkoba. 
Foto diunggah Jumat (3/11/2023).
Bareksrim gerebek produsen keripik pisang narkoba di Bantul (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja)
Yogyakarta -

Bareskrim Polri bersama Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkap produksi keripik pisang narkoba dan happy water di Bantul, Yogyakarta. Kasus ini terungkap dari media sosial (medsos) yang menjual keripik pisang dengan harga yang sangat tinggi.

Sebanyak delapan orang diamankan dalam kasus ini. Simak fakta-fakta peristiwanya berikut ini.

1. Awal Diketahui

Viral kasus keripik pisang narkoba dan happy water di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Tempat produksi barang haram tersebut digerebek polisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengatakan terbongkarnya produsen barang tersebut berawal saat Bareskrim melakukan operasi siber. Petugas mendapati di media sosial ada yang menjual keripik pisang dengan harga sangat tinggi.

"Di situ dicantumkan kok keripik pisang kok harganya tinggi kan tidak masuk akal. Sehingga kita curiga dan dilakukan tracing, pemantauan terkait penjualan tersebut," kata Wahyu saat jumpa pers di TKP rumah tempat produksi, Baturetno, Banguntapan, dilansir detikJogja, Jumat (3/11/2023).

ADVERTISEMENT

"Ternyata ada penjualan narkoba dalam bentuk happy water dan bentuk keripik pisang. Selanjutnya dilakukan penyelidikan dilakukan oleh teman-teman Direktorat Narkoba Bareskrim Polri selama satu bulan, mengikuti dinamikanya," lanjut Wahyu.

Kemudian pada Kamis (2/11/2023), polisi mengungkap dan melakukan penangkapan terhadap pengiriman barang yang dilakukan di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

"Dan kami menemukan barang bukti happy water dan keripik pisang. Dari jumlah total barang bukti yang kita amankan ada 426 bungkus keripik pisang berbagai ukuran dan 2.022 botol happy water dan masih ada 10 kilogram bahan baku narkobanya," ucapnya.

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada dan barang bukti kasus produksi dan peredaran narkoba dengan modus keripik pisang dan happy water di Banguntapan, Bantul, Jumat (3/11/2023).Barang bukti kasus produksi dan peredaran narkoba dengan modus keripik pisang dan happy water di Banguntapan, Bantul, Jumat (3/11/2023). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja)

2. Keripik Pisang Narkoba Dijual Rp 6 Juta

Polisi menjelaskan keripik pisang narkoba dan happy water tersebut dijual dengan harga bervariasi. Harga keduanya sesuai ukuran kemasan.

"Untuk happy water dijual Rp 1,2 juta. Keripik pisang kemasan 500 gram, 200 gram, 100 gram, 75 gram, 50 gram, dengan harga mulai Rp 1,5 sampai Rp 6 juta," kata Wahyu.

3. Produksi Baru Satu Bulan

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada menuturkan para pelaku sudah mendirikan usaha rumahan pembuatan produk haram itu sekitar satu bulan. Sementara itu, pemasarannya melalui media sosial.

"Tapi tidak satu bulan produksi lalu dijual, ada prosesnya karena dalam uji coba ada yang berhasil dan gagal," ujarnya.

Dia menyebut produksi dan peredaran narkoba dengan modus keripik pisang dan happy water ini tergolong baru.

"Modus operandi yang sudah berkembang, modusnya sudah tidak konvensional lagi," jelasnya.

"Bahkan warga tidak tahu kalau rumah yang ditempati pelaku digunakan sebagai lokasi produksi keripik pisang narkotika," imbuh Wahyu.

Baca berita di halaman selanjutnya terkait kasus keripik pisang narkoba.

Simak Video 'Ini Isi Kandungan Narkoba Keripik Pisang dan Happy Water':

[Gambas:Video 20detik]



4. Delapan Orang Diamankan

Polisi menangkap delapan orang yang terlibat dalam jaringan keripik pisan narkoba dan happy water di Bantul, Yogyakarta. Tiga orang di antaranya ditangkap di Depok, Jawa Barat.

Mereka adalah pemilik akun, pemilik rekening dan juga penjual barang-barang yang sampai di Depok. Setelah pengembangan lalu polisi mendatangi tiga TKP lainnya yaitu di Kaliaking, Magelang, Potorono dan Banguntapan, Kabupaten Bantul.

"Selanjutnya kita tangkap dua orang di Kaliangking, Magelang, keduanya produsen keripik pisang. Kemudian kita tangkap dua orang lagi di Potorono yang memproduksi happy water dan keripik pisang dan satu orang kita tangkap di Banguntapan ini," ujar Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada.

Peran masing-masing delapan orang itu adalah:

  • MAP sebagai pengelola akun media sosial;
  • D sebagai pemegang rekening;
  • AS sebagai pengambil hasil produksi dan penjaga gudang pemasaran;
  • BS sebagai pengolah/koki; EH sebagai pengolah/koki dan distributor;
  • MRE sebagai pengolah/koki;
  • AR sebagai pengolah/koki
  • R sebagai pengolah pengolah/koki.

Dalam kasus ini petugas mengamankan delapan orang masing-masing berperan sebagai admin, juru masak hingga distributor keripik pisang narkoba. Foto diunggah Jumat (3/11/2023).Polisi mengamankan delapan orang terkait keripik pisang narkoba. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja)

5. Pelaku Utama Diburu Polisi

Polisi masih memburu otak di balik peredaran keripik pisang narkoba dan happy water di Bantul, Yogyakarta. Saat ini, pelaku utama sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Wakapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen R Slamet Santoso mengatakan, tim gabungan tengah memburu empat orang yang saat ini berstatus daftar pencarian orang (DPO). Menurutnya, semua DPO adalah warga negara Indonesia (WNI).

"Empat orang masih DPO, semoga tim gabungan bisa segera mengamankannya mereka WNI semua. Selain itu, dari DPO itu ada beberapa yang statusnya residivis," ucapnya.

6. Omzet Miliaran Rupiah

Pihak kepolisian menyebut omzet yang didapatkan para pelaku diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Omzet tersebut jika semua barang laku terjual. Namun, polisi berhasil membongkar kasus ini sebelum barang habis terjual.

"Kalau itu terjual sekitar Rp 4 sampai Rp 5 miliar. Untung belum sempat terjual semuanya," kata Slamet.

7. Pelaku Dikira Pengangguran

Warga Pelem Kidul RT.06, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul dihebohkan dengan penggerebekan produsen narkotika bermodus keripik pisang narkoba. Pengontrak rumah yang menjadi produsen keripik narkoba itu dikenal jarang bersosialisasi.

Ketua RT 06 Pelem Kidul, Bagus Yatin Mulyono, menjelaskan rumah yang disewa oleh R adalah milik Wahyuni. Bagus menyebut jika R selama ini tinggal sendirian di rumah kontrakan itu.

"Asalnya dari Jakarta, namanya Rohandi umur 42, dia tinggal sendiri di sini dan sudah menyerahkan KK sama KTP saat rapat RT," kata Bagus kepada wartawan di Pelem Kidul, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Jumat (3/11/2023).

Bagus mengaku tidak mengetahui secara pasti aktivitas Rohandi sehari-hari. Namun, warga sempat mengira jika Rohandi adalah seorang pengangguran.

"Tidak ada yang mencurigakan, ya belum bekerja gitu tahunya," ucapnya.

Selain itu, Bagus juga mengatakan jika R tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar. Dia menyebut hal itu lumrah karena Rohandi merupakan penduduk baru di Pelem Kidul.

"Belum pernah, dia itu keluar cuma cari makan, gitu saja" ujarnya.

Sementara itu, pemilik rumah kontrakan yang ditempati Rohandi yakni Wahyuni mengaku tidak tahu menahu jika selama ini R memproduksi keripik pisang di dalam rumah.

"Saya tidak pernah curiga dengan apa yang dilakukan dia. Karena saya kebanyakan ada di dalam rumah," ujar Wahyuni.

Halaman 2 dari 3
(kny/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads