Khaidar juga mengaku mendengar Imam Masykur mengeluh sakit pada bagian dada. Namun dia tak mengetahui dengan jelas apa yang terjadi.
"Almarhum kayak mendorong diri sendiri kena mobil. Dia bilang, 'Dada saya sakit, Pak'," ujar Khaidar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khaidar lalu mengaku mendengar Imam Masykur mengerang. Dia menyebut Imam Masykur mengaku tak sanggup lagi.
"Dia bilang, 'Saya nggak sanggup lagi, Pak'," tuturnya.
Sebelumnya, Praka Riswandi Manik, Praka Heri Sandi, dan Praka Jasmowir didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Imam Masykur. Mereka juga didakwa menganiaya dan menculik Imam Masykur.
Sidang digelar di Pengadilan Militer Dilmil II-08, Jakarta Timur, Senin (30/10). Ketiganya merupakan personel Paspampres.
"Kesatu primer Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 (1) ke-1 KUHP, secara bersama-sama melakukan pembunuhan berencana, subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 (1) ke-1 KUHP, secara bersama-sama melakukan pembunuhan," kata oditur militer membacakan dakwaan.
"Lebih subsider Pasal 351 ayat 3 KUHP juncto Pasal 55 (1) ke-1 KUHP, secara bersama-sama melakukan penganiayaan mengakibatkan mati, dan Pasal 328 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, secara bersama-sama melakukan penculikan," lanjutnya.
Mereka disebut melakukan pembunuhan berencana pada 12 Agustus 2023. Imam Masykur disebut sebagai penjaga toko kosmetik di daerah Rempoa, Tangerang Selatan, Banten, dan diduga menjual obat-obatan golongan G (obat keras) secara ilegal.
(dwia/haf)