Mama Sariat telah memberikan kontribusi besar dalam melestarikan budaya tenun ikat Alor.
Saat ini, Mama Sariat telah menjalani peran baru. Ia tidak hanya menenun, tetapi juga berbagi pengetahuannya kepada penenun lain, termasuk generasi muda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mama Sariat Tole adalah contoh nyata dari seorang pelestari budaya yang berdedikasi dan seorang seniman yang membawa kehidupan ke dalam karya seni tangan yang luar biasa.
"Dengan kualitas dan pewarna alami yang luar biasa, serta semangatnya dalam membagikan pengetahuannya, Mama Sariat adalah harta berharga bagi dunia seni tenun ikat Alor dan NTT. Oleh karena itu, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memberdayakan beliau sebagai mentor untuk mendampingi penenun-penenun di Pulau Alor dan sekitarnya dalam penggunaan pewarna alami dan benang alami, sehingga kualitas yang dihasilkan menjadi lebih baik dan lebih halus," kata Eksekutif Divisi Jasa Konsultasi LPEI Anggi Kurniawan.
Mengusung semangat kolaborasi #KemenkeuSatu, LPEI, PT SMI dan Pemda NTT memberikan pendampingan dan pelatihan kepada cluster Desa Devisa Tenun yang terdiri dari 495 orang penenun yang mayoritas sebagian besar adalah perempuan di 22 desa di Nusa Tenggara Timur. LPEI/Indonesia Eximbank bersama stakeholder terkait berperan sebagai inkubator dan akselerator ekspor untuk klaster tenun NTT.
"Kolaborasi ini menciptakan sinergi antara pelestari budaya dan upaya memajukan ekonomi NTT. LPEI membantu para penenun NTT untuk memperluas akses pasar ekspor produk tenun dan mempromosikan budaya Indonesia ke mancanegara," ujar Anggi.
"LPEI memberikan pelatihan pengembangan produk, penguatan manajemen usaha, pendampingan peningkatan kapasitas produksi, dan memperluas akses pasar," pungkasnya.
(prf/ega)