Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono enggan berpolemik perihal nasib Kampung Susun Bayam (KSB) di Jakarta International Stadion (JIS). Heru mengklaim saat ini warga Kampung Bayam sudah nyaman menempati Rusunawa Nagrak.
Hal tersebut disampaikan Heru setelah menemui warga Kampung Bayam yang direlokasi di Rusunawa Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, pada Kamis (26/10/2023).
"Saya jawabnya begini saja deh, biar nggak berpolemik politik. Saya tanya warga, betah enggak di sini? Betah. Kamarnya dua," kata Heru saat ditemui selepas kunjungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heru juga mengaku tak tahu-menahu soal janji lama terkait hunian Kampung Susun Bayam. Yang jelas, menurut dia, hunian tersebut berdiri di dalam area yang sama dengan stadion JIS.
"Areanya menjadi satu bagian area dari stadion. Saya tidak tahu janji yang lama bagaimana. Tapi, konsepnya adalah area bagian dari stadion dalam pagar," tegasnya.
Seperti diketahui, polemik antara JakPro selaku pengelola KSB den warga Kampung Bayam sempat mencuat. Kala itu, warga menuntut agar JakPro segera memberikan kunci hunian KSB. Setelah setahun bertahan di dalam tenda, warga akhirnya bersedia direlokasi di Rusunawa Nagrak.
Toiroh (51), warga Kampung Bayam, mengaku nyaman tinggal di Rusunawa Nagrak selama sebulan terakhir. Kendati begitu, Toiroh masih berharap keluarga kecilnya bisa segera menghuni Kampung Susun Bayam.
"Iya, sambil menunggu yang di JIS, memang masih mengharapkan saya. Pengen sih (pindah)," kata Toiroh saat ditemui di Rusunawa Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (26/10).
Ada banyak alasan Toiroh ingin kembali bermukim di kawasan Kampung Bayam. Salah satunya, Toiroh menilai kebutuhan hidup jauh lebih murah di rumahnya dulu.
Toiroh mencontohkan perbedaan harga kebutuhan pokok di pasar dekat Kampung Bayam dan pasar terdekat dari Rusunawa Nagrak. Karena itu, Toiroh pun tetap memilih berbelanja di pasar dekat Kampung Susun Bayam sekalipun jaraknya jauh dari Rusunawa Nagrak.
Simak juga Video 'Jokowi: Rusun Pasar Rumput Bisa Tampung Warga Terdampak Normalisasi':