RSPAD Gatot Soebroto adalah salah satu rumah sakit ternama di Jakarta. Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto menjadi rujukan tertinggi bagi Rumah Sakit TNI di seluruh penjuru Nusantara.
Lalu, di mana lokasi RSPAD Gatot Soebroto? Bagaimana awal mula berdirinya rumah sakit ini? Berikut informasinya.
Lokasi RSPAD Gatot Soebroto
RSPAD Gatot Soebroto adalah rumah sakit militer. Mengutip dari situs resminya, RSPAD Gatot Soebroto berada di Jl. Abdul Rahman Saleh Raya No. 24, RT 10/RW.5, Senen, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sejarah RSPAD Gatot Soebroto
Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto ini awalnya dibangun oleh Pemerintah Belanda pada bulan Oktober 1936 dengan nama "Groot Militair Hospitaal Weltevreden". Rumah sakit ini dibangun untuk merawat serdadu Belanda yang sakit, khususnya yang cedera dalam pertempuran melawan pejuang kemerdekaan (Perang Paderi, Perang Diponegoro dan sebagainya).
Rumah sakit ini banyak berjasa dalam dunia kesehatan/kedokteran. Di laboratorium rumah sakit ini, Dokter C. Eykman menemukan Vitamin B. Atas penemuannya, Eykman dianugerahi Hadiah Nobel.
Selain itu, Groot Militair Hospitaal Weltevreden menjadi saksi berdirinya School voor Inlandsche Geneeskundigen (Sekolah Dokter Jawa) pada tahun 1851 yang 9 tahun kemudian ditingkatkan menjadi School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (Sekolah Pendidikan Dokter Pribumi) dan dikenal dengan singkatan STOVIA.
Pada zaman penjajahan Jepang di Indonesia, di bawah Tentara Darat Jepang, nama rumah sakit ini diubah menjadi "Rikugun Biyoin" dengan tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan kepada Tentara Dai Nipon.
Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Tentara Sekutu, tempat ini kembali di bawah Militaire Geneeskunde Dienst (Jawatan Kesehatan KNIL) dengan nama Legeer Hospital Batavia. Setelah pengakuan kedaulatan RI, rumah sakit ini diserahkan kepada TNI AD dan berganti nama menjadi Rumah Sakit Tentara Pusat (RSTP) yang terus berganti nama dan sekarang dikenal dengan RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto.
Baca informasi di halaman selanjutnya tentang logo RSPAD Gatot Soebroto.
Tentang Logo RSPAD Gatot Soebroto
Pataka Bersyukur RSPAD Gatot Soebroto adalah Pataka yang dibuat oleh Tim Pokja Pembuatan Pataka dan Simbol Satuan sesuai dengan Surat Perintah Kepala RSPAD Gatot Soebroto, nomor Sprin/ 1224/ V/ 2020 tanggal 11 Mei 2020, tentang Tim Pokja Pembuatan Pataka RSPAD Gatot Soebroto.
Pada 26 Desember 2019, RSPAD Gatot Soebroto resmi menjadi salah satu satuan jajaran badan pelaksana pusat (Balakpus) yang dipimpin oleh pati Bintang Tiga (Letnan Jenderal), terlepas secara organisasi dari Pusat Kesehatan Angkatan Darat. Sebagai organisasi baru, RSPAD Gatot Soebroto adalah Balakpus di bawah Mabes Angkatan Darat sehingga wajib memiliki lambang satuan yang disebut dengan Pataka yang menjiwai semangat korsa, nilai-nilai juang dan sejarah RSPAD Gatot Soebroto.
![]() |
Berikut makna Pataka "BERSYUKUR" RSPAD Gatot Soebroto:
- Bintang sudut lima, melambangkan kesejatian dan tujuan tertinggi yaitu keprajuritan sejati yang dijiwai oleh Pancasila sebagai Dasar Negara serta falsafah hidup bangsa. Bintang juga melambangkan RSPAD Gatot Soebroto merupakan RS Kepresidenan Utama;
- Perisai warna dasar merah putih dengan Lis warna emas, melambangkan perlindungan dan keampuhan, serta lima sudut perisai melambangkan 5 sila dari Pancasila. Latar belakang merah putih, melambangkan kecintaan kepada NKRI;
- Tongkat, ular dan sayap, melambangkan penyembuhan dan pengobatan. Sayap menyimbolkan semangat untuk senantiasa mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan;
- Padi dan Kapas, melambangkan tercapainya kesuburan, kemakmuran, masyarakat Indonesia melalui upaya kesehatan tanpa melihat pada status maupun kedudukan. Adapun jumlah kapas 26, ikatan tali, sayap berjumlah 19, padi 50 merujuk pada penyerahan RS Militer Weltervreden kepada pemerintah Republik Indonesia tanggal 26 Juli 1950 yang menjadi tonggak sejarah berdirinya RSPAD Gatot Soebroto;
- Daun Sambiloto, melambangkan pengobatan yang dilandasi oleh kearifan bangsa Indonesia untuk memberikan kesembuhan orang sakit yang menjiwai semangat prajurit Hesti Wira Sakti;
- Buku yang terbuka, melambangkan ilmu pengetahuan yang senantiasa berkembang, insan yang terpelajar, pelayanan sesuai teknologi muktahir, mengembangkan penelitian dan buku melambangkan bahwa ilmu pengetahuan membawa manfaat bagi kesejahteraan umat manusia; dan
- Pita Seloka warna merah dengan tulisan "BERSYUKUR", melambangkan warna hati dan cinta. Selain itu, warna merah juga melambangkan darah yang menjadi lambang dasar kehidupan semangat dan gairah yang membara, dalam memberikan pelayanan yang berdasarkan kemanusiaan dan kesetaraan. Tulisan "BERSYUKUR" warna emas, melambangkan keluhuran budi, hati yang tulus penuh kebanggaan melayani, penuh syukur, berdoa dan memohon pada Tuhan Yang Maha Esa.