Singapura Lirik Pusat Asesmen Polri dan Konsep Konseling Psikologi Digital

Audrey Santoso - detikNews
Senin, 23 Okt 2023 16:10 WIB
As SDM Kapolri, Irjen Dedi Prasetyo, dalam program Hoegeng Corner detikPagi, Senin (23/10/2023). (Tangkapan layar video)
Jakarta -

SSDM Polri memiliki pusat asesmen atau assessment center untuk menilai kemampuan manajerial personel kepolisian untuk memimpin satuan wilayah (satwil) hingga menduduki jabatan utama di tingkat markas besar dan polda. Assessment center menjadi salah satu fasilitas di bidang tata kelola personel Polri, yang dilirik Kepolisian Singapura.

"(Dengan kepolisian, red) Singapur itu kita ada program kerja sama tentang assessment center. Kita melakukan penilaian soft skill, kemampuan manajerial untuk menentukan jabatan-jabatan kapolres, kemudian jabatan-jabatan utama tingkat polda, dan perwira tinggi Polri," jelas Asisten Kapolri bidang SDM (As SDM Kapolri), Irjen Dedi Prasetyo, dalam program Hoegeng Corner di studio detikcom, Jalan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2023).

Dedi juga mengatakan Kepolisian Singapura melihat konsep konseling psikologi secara digital SSDM Polri. Dedi menyebut konseling psikologi bertujuan mewadahi keluh kesah dan masalah yang berpotensi mengganggu psikologi pada personel.

"Dia pun melihat tentang bagaimana konsep digital counselling, kita sudah punya itu untuk memberi ruang curhat ke anggota kepolisian. Kalau ada permasalahan, dari Biro Psikologi akan memberikan solusi. Assessment center kita lebih lengkap," jelas Dedi.

Untuk menekan angka bunuh diri anggota, Polri menggandeng ICITAP untuk mengembangkan peer counselling. Dengan adanya peer counselling, Polri berharap anggota yang memiliki masalah di sisi psikologi dapat dipetakan, sehingga dapat dilakukan pencegahan terhadap anggota yang depresi.

Selain bekerja sama dan membagikan strategi pengelolaan SDM kepada Kepolisian Singapura, Dedi menyampaikan dirinya juga melakukan studi banding ke China dan ke Amerika Serikat. Kedua negara tersebut, dijelaskan mantan Kadiv Humas Polri ini, memiliki jumlah personel dan organ kepolisian yang lebih banyak dari Polri.

"Kami melaksanakan study comparative di dua negara, China dan Amerika. Kenapa di China, karena jumlah pendudukan itu sekitar Rp 1,4 miliar, kemudian jumlah polisi yang dikelola 2,2 juta orang, itu terbesar di dunia. Kita mau ketahui bagaimana sistem rekrutmen, sistem pendidikan dan latihan, sistem tata kelola personelnya," terang Dedi.

"Lalu di Amerika, kenapa Amerika? Karena Amerika Serikat punya berbagai organ-organ kepolisian yang sangar banyak. Di tingkat provinsi saja ada banyak tingkatan. Kita pelajari hal-hal positifnya," pungkas Dedi.

Simak juga Video 'SSDM Polri Wujudkan Prinsip Presisi':






(aud/fjp)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork