Semarang - Manusia kanibal asal Purbalingga, Jawa Tengah, Sumanto, yang pernah menggemparkan dunia, akan bebas dari LP Purwokerto pada Lebaran kali ini. Masih kanibal?"
Nggak, dia sudah wajar, sudah lumrah. Sudah tidak makan cecak, kecoa, atau manusia lagi," kata Kepala Depkum HAM Jateng Ngusman ketika ditemui di kantornya, Jl DR Cipto, Semarang, Kamis (19/10/2006).Ngusman berani menjamin 'kewarasan' Sumanto, karena dia sudah dua kali bertemu dengan pemakan tiga manusia itu. Dan, dalam pertemuan itu, Sumanto menunjukkan gelagat baik.Menjelang bebasnya Sumanto, Depkum HAM berkoordinasi dengan berbagai pihak agar Sumanto bisa diterima kembali ke masyarakat. Jika keluarga menolak, Sumanto akan dititipkan di pondok pesantren yang siap menerimanya."Dulu keluarga memang menolak, tapi akhir-akhir ini mereka sudah menunjukkan sikap mau menerima Sumanto. Nanti kita cari solusi yang paling baik," jelasnya.Sebagaiamana diketahui, Sumanto memakan mayat Mbok Rinah (81) pada tanggal 11 Januari 2003 malam. Mayat itu 'disikat' Sumanto setelah 16 jam dikubur. Oleh Sumanto, tulang dan sisa daging mayat Mbok Rinah dikubur di depan rumahnya. Dalam pemeriksaan kepolisian diketahui bahwa selain Mbok Rinah, Sumanto memakan dua orang lainnya. Akibat tindakannya, pada 27 Juni 2003, warga Desa Pelumutan, Kemangkon, Purbalingga itu, divonis 5 tahun penjara. Ngusman menyebutkan, selama di LP Purwokerto, Sumanto justru membuat teman-temannya senang. Sebabnya, setiap kali dijenguk, ia selalu diberi barang atau rokok. Dan, Sumanto termasuk orang yang mau berbagi."Di LP, dia belajar mengaji juga. Bahkan, katanya, dia ingin jadi dai," kata Ngusman yang didampingi Humas Sunu Tedy itu.
(try/ary)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini