Jakarta -
Kematian anak disabilitas di kawasan Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma masih menjadi misteri. Tidak ada jejak orang lain di lokasi. Tak ada jejak bukan berarti benar-benar tak ada orang lain. Ada enam tusukan di tubuh anak perwira menengah (pamen) TNI itu.
Anak itu berinisial CHR, usia 16 tahun. Minggu, 24 September lalu, dia bersepeda sendirian di kawasan landasan udara ini. Empat kamera CCTV sempat menyorot pergerakan CHR.
Seorang satpam lapangan golf sempat mendengar suara rintihan pada jarak 30 meter dari tempat dia berdiri. Si satpam tidak tahu suara dari siapa yang dia dengar itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada malam harinya, CHR ditemukan telah meninggal dunia di Pos Spion, daerah ujung Landasan 24. Kondisinya mengenaskan.
CHR ditemukan dengan enam luka tusukan. Tubuhnya mengalami luka bakar 91%. Dari jelaga yang ditemukan polisi di tenggorokannya, dia diperkirakan masih hidup saat tubuhnya terbakar.
Lantas siapa yang tega membunuh CHR? Atau pertanyaan yang lebih mendasar, apakah dia dibunuh orang lain? Sampai saat ini, tak ada jejak orang lain di lokasi anak Pamen TNI dilalap api itu.
Simak Video 'Apsifor Dalami Interaksi Anak Pamen TNI Tewas Terbakar dengan Ortu-Teman':
[Gambas:Video 20detik]
Simak selengkapnya di halaman berikutnya:
Tak ada jejak orang lain
Polisi mengungkap hasil pemeriksaan CHR. Polisi tidak menemukan DNA dan darah lain selain milik korban di tempat penemuan mayat CHR.
"Hasil dari pemeriksaan kimia biologi forensik Puslabfor Bareskrim Polri, pertama, tidak ada bercak darah lain di TKP (Tempat Kejadian Perkara) selain bercak darah korban," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Leonardus Simarmata dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Selain itu, polisi juga tidak menemukan DNA selain milik korban. Meski jejak DNA dan jejak darah orang lain tidak ditemukan, tapi luka di tubuh korban itu jejak perbuatan siapa? Ini masih menjadi misteri.
Polisi mengungkap anak pamen TNI terlihat bersepeda sendirian sekitar 10 menit sebelum ditemukan tewas di TKP di Pos Spion (Ujung Landasan 24) Lanud Halim Perdanakusuma. (M Fardan Kaftaro/detikcom) |
Jejak tusukan di tubuh korban
Berdasarkan hasil autopsi mayat CHR, ada enam luka tusuk di tubuh CHR. Di antara enam luka tusuk itu, tiga luka tusuk di antaranya terdapat di bagian vital korban.
"Tiga tusukan ini di lokasi berada di hati dan berakibat fatal," ujar Kombes Leonardus Simarmata.
Dia mengatakan mayat juga mengalami luka bakar hingga 91 persen. Leo menyebut CHR masih hidup saat terbakar karena ada jelaga di tenggorokannya.
Selanjutnya, ada jejak orang lain di CCTV?:
Ada jejak orang lain di CCTV?
Sayang sekali, sejauh ini CCTV yang diungkap polisi tidak menampakkan sosok orang lain selain CHR yang bersepeda seorang diri. Bahkan, CCTV penting di lokasi penemuan mayat malah tidak merekam momen 24 September itu.
"Adapun CCTV yang posisinya berada di depan TKP atau yang mengarah langsung tidak berfungsi," kata Leonardus Simarmata dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Timur, Jumat (29/9) lalu.
Leonardus mengatakan total ada 18 titik CCTV yang dianalisis terkait kejadian tersebut. Hasilnya, hanya ada 4 CCTV yang merekam korban.
"Dia menggunakan sepeda, ini sepeda yang kami temukan di TKP. Jadi dia mengayuh sendiri, memang menuju ke TKP," tambahnya.
CHR adalah anak muda disabilitas yang gemar bermain gim. Dia bermain Roblox. Polisi juga sempat menampilkan foto dua lembar kertas yang mereka temukan. "Mereka hanya peduli sama uang, bukan saya saat saya berbuat baik di depan mereka," demikian tulisan di kertas pertama.
Pada kertas kedua, tulisan baris pertama dan kedua tak terlihat jelas. Namun, ada tulisan 'Kehidupan galaxy ini' pada baris ketiga.
Polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap 10 saksi untuk menyelidiki kasus CHR, yang ditemukan tewas terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Kedua orang tua dari CHR juga telah diperiksa oleh kepolisian.
"Yang telah kita lakukan hingga saat ini melakukan interogasi dan klarifikasi, terhadap 10 orang saksi. Semula kami sampaikan 8, kini ada tambahan 2 orang lagi, masing-masing adalah ibu korban, lalu bapak korban," kata Leonardus.
Adapun 8 saksi lainnya adalah wali kelas, guru BK, dan 4 teman sekelas korban. Diperiksa pula penjaga pos Pom AU yang saat kejadian sedang berjaga.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini