Produsen Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) Le Minerale menandatangani Piagam Kerja Sama dengan sejumlah pihak dalam Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Kerja sama ini mendukung praktik pengelolaan sampah kemasan berkelanjutan yang bermanfaat bagi ekonomi-sosial melalui penerapan ekonomi sirkular.
Adapun kerja sama 'Kemitraan Pengumpul dan Daur Ulang Sampah Kemasan dalam Rangka Pemenuhan Bahan Baku Industri Daur Ulang Plastik' ini dilakukan Le Minerale bersama PT Prevented Ocean Plastic Indonesia (PT POPI) selaku mitra koleksi sampah plastik PET dan PT Bumi Indus Padma Jaya (PT BIPJ) sebagai pabrik daur ulang Le Minerale yang memproduksi food grade recycle PET.
Dalam festival tersebut, Sustainability Director Le Minerale Ronald Atmadja mengungkapkan pihaknya berkomitmen dalam Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN). Menurutnya, kolaborasi dan sinergi yang semakin gencar antara pelaku industri daur ulang sampah plastik akan menjadikan proses pengumpulan dan penyalurannya lebih efektif dan efisien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mendorong peningkatan collection rate untuk membuat collector efficient dan bersaing di industri daur ulang, menyediakan recycle point di berbagai lokasi, dan terus mengedukasi masyarakat untuk bijak mengelola plastik," papar Ronald dalam keterangan tertulis, Senin (18/9/2023).
Ronald menambahkan pihaknya juga sudah bekerja sama dengan banyak pihak. Termasuk aplikasi digital untuk meningkatkan collection rate dari pengumpulan sampah plastik daur ulang.
"Kita percaya kalau demand ada, collection rate meningkat. Jadi pilah sampah dari rumah menjadi kunci. Kita juga mencoba mengedukasi secara simpel apa yang mereka lakukan di rumah," tuturnya.
Untuk mewujudkan ekonomi sirkular, Ronald menilai perlu adanya ekosistem yang baik dan kuat. Hal ini dapat diwujudkan melalui kolaborasi pemerintah, masyarakat, produsen, sektor informal, waste collector, waste recycler, dan industri pengemasan.
Ia mengatakan Le Minerale juga sudah bersinergi dengan pemerintah, salah satunya dengan membuat pabrik recycle plastik food grade. Pihaknya berharap pemerintah dapat memberikan insentif kepada industri yang melakukan itu.
"Harapannya ada insentif untuk produsen dan penggiat industri baru agar bisa membuat recycle produk sesuai kebutuhan untuk jangka panjang," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati mengatakan bisnis berkelanjutan pada prinsipnya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan sosial dan lingkungan hidup.
Menurutnya, bisnis berkelanjutan merupakan jawaban konkret dalam menghadapi triple-crisis saat ini, yakni perubahan iklim, biodiversity loss, dan polusi, termasuk juga polusi plastik. Untuk itu, ia meminta asosiasi senantiasa membantu bank sampah saat ada satu daerah yang kekurangan offtaker.
"Kita ingin mendorong ekosistem itu meskipun tidak mudah. Ketika ada daerah yang kekurangan offtaker biasanya mereka mau membantu," kata Rosa.
Dalam proses ini, kata Rosa, pihaknya banyak melakukan pendekatan dan komunikasi yang komprehensif dengan produsen untuk menyatukan visi misi,
"Kami selalu mengupayakan agar rantai pasokan selalu terjaga karena akan berdampak pada collection rate. Dan yang juga perlu dilakukan adalah dengan konsisten mengedukasi masyarakat akan pentingnya memilah sampah dari rumah. Kita perlu memastikan rantai pasokan daur ulang ini terjaga prosesnya, berjalan dari hulu ke hilir," terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) Christine Halim mengapresiasi acara yang digelar dalam festival ini. Ia menyebut kegiatan ini mampu menghubungkan semua stakeholder.
"Tentunya akan menjadi kemudahan perjumpaan bank sampah recycle dan produsen akan menimbulkan kesadaran," ujar Christine.
Christine menambahkan pihaknya sudah mempersiapkan bahan-bahan bagus yang sudah bisa bertemu dengan produsen-produsen.
"Kalau ini bisa berlangsung terus-menerus akan jadi circular economy. Perlu digiatkan edukasi seperti ini agar mereka mau menggunakan daur ulang plastik," tandasnya.
Sebagai informasi, Festival LIKE secara resmi dibuka oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) Siti Nurbaya, serta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki pada Sabtu (16/9) di Indonesia Arena, GBK, Jakarta. Festival yang berlangsung hingga 18 September 2023 ini dapat dikunjungi secara gratis untuk masyarakat umum.
(akn/ega)