Wilayah Kalideres, Jakarta Barat, dan sejumlah wilayah lainnya tengah dilanda krisis air. Hal ini disebabkan instalasi pengolahan air (IPA) Hutan Kota berhenti beroperasi.
Adapun wilayah lainnya yang ikut terdampak yakni Cengkareng, Pluit hingga Duri Kosambi. Banyak wilayah yang memanfaatkan instalasi tersebut sebagai sumber air bersih, salah satunya Kalideres.
detikcom merangkum empat fakta penyebab krisis air tersebut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. IPA Berhenti Beroperasi
Ternyata salah satu penyebabnya adalah instalasi pengolahan air (IPA) Hutan Kota di Penjaringan, Jakarta Utara, berhenti beroperasi karena kadar garam yang tinggi.
Kepala Pengawas IPA, Jun, mengatakan IPA merupakan salah satu pemasok air bersih ke PAM Jaya. Namun kini IPA sudah berhenti memproduksi air bersih.
"Dihentikan sementara selama bahan bakunya tidak memenuhi standar kualitas kesehatan," kata Jun di IPA, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (17/9/2023).
Jun menuturkan, IPA berhenti memproduksi sejak 8 September 2023. Selain karena musim kemarau, Kali Kanal Banjir Barat (KBB) yang menjadi bahan baku IPA memiliki kadar garam yang tinggi
"Masalah air sekarang yang enggak jalan, karena terbengkalai masalah air kali. Kemarau panjang mengakibatkan air laut naik. Kalau asin kita nggak bisa ngolah," tuturnya.
2. Kadar Garam Tinggi
Pantauan detikcom, Minggu (17/9) di Kali Kanal Banjir Barat di Penjaringan, Jakarta Utara, terlihat air kali yang berwarna keruh kecoklatan. Kawasan sekitar kali gersang.
Kali tersebut menjadi salah satu bahan baku yang diolah menjadi air bersih untuk disuplai ke PDAM. Namun, karena kualitas air buruk dan kadar garam tinggi membuatnya dinyatakan tidak lulus uji kesehatan, IPA berhenti suplai air bersih ke PAM Jaya.
"PDAM dia suplai ke daerah-daerah ini, yang bertanggung jawab atas daerah ini adalah PDAM. Nah PDAM kan dia stop kita gara (air) di sini terasa asin, harus stop dong kualitasnya harus dijaga dong. Ga mungkin kan. Nah kita stop," kata Kepala Pengawas IPA, Jun, di IPA Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (17/9).
Jun mengatakan, musim kemarau di wilayah Jakarta berimbas pada kurangnya debit air bersih di PAM jaya. Akibatnya, sejumlah wilayah di Jakarta mengalami krisis air bersih.
"Karena sumber air dari dia juga kurang kali ya airnya. Tidak menjangkau masyarakat luas Jakarta utara, Jakarta barat, pokoknya DKI lah. Karena debit airnya dari pihak dia dengan adanya kemarau kekurangan juga," imbuhnya.
Simak juga Video 'Imbas Kebakaran Bromo, Saluran Pipa Rusak-Warga Krisis Air Bersih':
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..
3. Heru Budi Minta PAM Jaya Bergerak
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta PAM Jaya memasok air bersih ke kawasan tersebut. Dia menyebut Kalideres seharusnya memiliki pasokan air yang banyak sesuai nama.
"Kalideres, namanya kalinya deres," kata Heru mengajak publik merenungkan ironi soal toponimi daerah tersebut, saat ditanya wartawan di RPTRA Kalijodo, Jakarta Utara, Sabtu (16/9).
Heru mengaku terus memantau perkembangan kondisi kawasan yang mengalami kesulitan air bersih itu. Di sisi lain, secara umum, PAM Jaya juga tengah giat membangun reservoir komunal untuk mengatasi kekeringan di daerah-daerah Jakarta.
"Saya selalu monitor. Itu juga menjadi perhatian supaya masyarakat mendapatkan air bersih," kata Heru.
4. Empat RT Paling Terdampak
Empat wilayah rukun tetangga (RT) di RW 011, Jalan Utan Jati, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, mengalami krisis air bersih pada musim kemarau ini. Ketua RW 011 Pegadungan Muhammad Arif Rahman mengatakan, ada 11 RT yang terdampak krisis air itu, dan empat RT di antaranya paling terdampak
"Awal mati total itu semua ada 11 RT. Cuma di RT 01, 02, dan 03, 04, dan 011 itu punya resapan air. Jadi mereka pakai Sanyo (pompa air) resapan tanah. Jadi mereka tidak terlalu parah karena punya cadangan air tanah," kata Arif pada wartawan di Utan Jati, Kalideres, Jakbar, Sabtu (16/9).
"RT 005, RT 006, RT 007, dan RT 010 menjadi wilayah yang paling terdampak," sambung Arif.
Arif menuturkan warga yang menghuni 4 RT paling terdampak krisis air bersih hanya mengandalkan air PAM. Karena kualitas air tanah di lingkungan mereka tak dapat digunakan untuk sanitasi maupun air minum.
"Mereka cuma ngandelin PAM doang. Kalaupun tersedia air tanah kualitasnya jelek, kuning, asin gitu," ucap dia.