Warga di RW 011, Jalan Utan Jati, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, merasa dirugikan lantaran tetap membayar tagihan PAM Jaya di tengah kondisi krisis air bersih. Padahal air mati total dan tak lagi mengaliri rumah mereka sejak seminggu yang lalu.
"Ya iya bayar (tagihan PAM). Aslinya kan udah nggak beresnya dari sebulan yang lalu lah, terus baru mati totalnya seminggu ini. Kalau kita nggak bayar nanti malah di matiin, disegel dari pusat. Jadinya ya tetep bayar lah," kata Seorang warga, Thamrin (70) saat ditemui di lokasi, Sabtu (16/9/2023).
Meski Begitu, Thamrin mengungkapkan selama seminggu, bantuan dari PAM Jaya terus berdatangan. Setidaknya ada 5 Truk Tangki Air PAM jaya yang disediakan untuk 11 RT di kawasan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"5 tangki lah paling banter buat RW sini," ujarnya.
"Saya Alhamdulillah dapet (air). Lumayan lah 3 ember juga sudah cukup. Kan buat yang lain juga. Soalnya ada beberapa warga yang sama sekali nggak dapat tuh kemaren. Akhirnya mereka beli deh," sambungnya.
Ia mengatakan, dalam kondisi krisis ini masih banyak warga yang mementingkan dirinya sendiri ketimbang orang lain. Alhasil banyak warga yang tidak kebagian air dari tangki PAM Jaya.
"Enggak rata pembagiannya. Ya gitulah namanya orang yang malu dapetnya dikit. Kalau orang lain mah bisa kali 5 ember sendiri. Kaya kemaren itu ada, dia punya usaha air bersih tapi dia masih ikut ngantre. Ya harusnya kan nalarnya kasian lah sama yang lain. Dia udah untung banyak dari jualan air, tapi masih ngambil air," tuturnya.
Diketahui krisis air bersih ini terjadi sejak satu bulan yang lalu. Ketua RW 011, Utan Jati, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, Muhammad Arif Rahman menyebut air di wilayahnya itu mulai lagi total hampir dua minggu yang lalu.
"Jadi kadang dia (air) mati pagi, hidup lagi malam. Kaya gitu kurang lebih satu bulan lah. Tapi mati yang benar- benar mati itu dari tanggal 2 September," kata Arif.
Ia mengatakan terdapat 11 RT yang terdampak krisis air bersih itu. Namun 4 RT lah yang paling terdampak dari kejadian itu karena mereka hanya mengandalkan air dari PAM Jaya.
"Awal mati total itu semua ada 11 RT. Cuma di RT 01, 02, dan 03, 04, dan 011 itu punya resapan air, jadi mereka pake sanyo resapan tanah. Jadi mereka tidak terlalu parah karena punya cadangan air tanah," ucapnya.
"RT 005, RT 006, RT 007, dan RT 010 menjadi wilayah yang paling terdampak, mereka cuma ngandelin PAM doang. Kalaupun tersedia air tanah kualitasnya jelek, kuning, asin gitu," pungkasnya.
Simak juga 'Menanti Solusi Krisis Air Baku Untuk Warga Ibu Kota':