Profil dan Sejarah Museum Nasional Indonesia yang Dilanda Kebakaran

Profil dan Sejarah Museum Nasional Indonesia yang Dilanda Kebakaran

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Minggu, 17 Sep 2023 15:53 WIB
Kondisi Museum Nasional pagi ini, Minggu (16/9/2023)
Museum Nasional Indonesia (Foto: Weka Kanaka/detikcom)
Jakarta -

Museum Nasional Indonesia (MNI) dilanda kebakaran. Peristiwa kebakaran itu melanda bagian belakang gedung museum yang telah berdiri sejak masa pemerintah Belanda yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Insiden kebakaran museum yang dikenal dengan Museum Gajah itu terjadi di Gedung A, pada Sabtu (16/9/2023) malam. Beruntung tidak ada korban jiwa meski ada koleksi yang terbakar. Terkait penyebab tengah diselidiki. Dan untuk saat ini museum ditutup sementara.

Museum Nasional ini merupakan museum Republik Indonesia dengan koleksi terbesar di Asia Tenggara yang menyimpan lebih dari ratusan ribu benda-benda bersejarah yang terdiri dari beberapa jenis koleksi yang berdiri sejak tahun 1800-an. Berikut sejarah dan profilnya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Museum Nasional

Seperti dikutip dari laman resminya, sejarah Museum Nasional bermula dengan berdirinya Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) oleh pemerintah Belanda pada 24 April 1778. Lembaga independen ini bertujuan memajukan penelitian di bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya di bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hasil penelitian.

Salah seorang pendiri lembaga ini, JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah rumahnya di Jalan Kalibesar, kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Dia juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna. Sumbangan dari Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.

ADVERTISEMENT

Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816), Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru sebagai museum dan ruang pertemuan Literary Society (dulu disebut gedung "Societeit de Harmonie"). Bangunan ini berlokasi di Jalan Majapahit Nomor 3 (sekarang kompleks gedung Sekretariat Negara, di dekat Istana Kepresidenan).

Jumlah koleksi milik BG terus meningkat hingga museum di Jalan Majapahit tidak dapat lagi menampung koleksinya. Pada tahun 1862, pemerintah Belanda memutuskan membangun gedung museum baru di lokasi yang sekarang, di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12 (dulu disebut Koningsplein West). Gedung ini dibuka untuk umum pada tahun 1868.

Museum Nasional atau dikenal sebagai Museum GajahMuseum Nasional atau dikenal sebagai Museum Gajah (Foto: Ari Saputra/detikcom)

Museum sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya penduduk Jakarta, dengan sebutan "Gedung Gajah" atau "Museum Gajah" karena di halaman depan museum terdapat patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand pada tahun 1871. Museum ini juga disebut "Gedung Arca" karena di dalam gedung banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.

Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia maka pada 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat statusnya menjadi Museum Nasional, kini bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Pada 22 Maret 2021, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 117/KMK.05/2021, Museum Nasional ditetapkan sebagai instansi pemerintah pusat dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan yang didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Profil Museum Nasional

Museum Nasional mempunyai visi yaitu "Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan nasional, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa".

Kompleks Museum Nasional dibangun di atas tanah seluas 26.500 meter persegi dan hingga saat ini mempunyai 2 gedung. Selain itu, Museum Nasional telah dilengkapi pula dengan gedung-gedung penyimpanan atau storage untuk menyimpan benda-benda budaya.

Gedung A Museum Nasional digunakan untuk ruang pamer dan wahana Imersifa. Sedangkan Gedung B Museum Nasional, dikenal pula dengan sebutan Gedung Arca, yang secara resmi dibuka pada 20 Juni 2007 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain digunakan untuk pameran juga digunakan untuk kantor, ruang konferensi, laboratorium, ruang pameran temporer, area komersial dan perpustakaan.

Museum Nasional atau Museum GajahKoleksi Museum Nasional Indonesia (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Koleksi Museum Nasional

Museum Nasional dalam kaitannya dengan warisan budaya adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa Indonesia,

Hingga saat ini Museum nasional menyimpan 190.000-an benda-benda bernilai sejarah yang terdiri dari 7 jenis koleksi yakni Prasejarah, Arkeologi masa Klasik atau Hindu-Budha; Numismatik dan Heraldik; Keramik; Etnografi, Geografi dan Sejarah.

(wia/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads