Anggota Komisi IV DPR RI Asep Ahmad Maoshul Affandy meminta aparat penegak hukum bertindak tegas pada pelaku kebakaran hutan, termasuk yang terjadi di kawasan Gunung Bromo. Sebab, dampak kerugian dan kerusakan alam setelahnya sangat besar, salah satunya adalah sekitar 274 hektare Taman Nasional habis terbakar.
"Kami juga mendorong agar aparat penegak hukum tidak segan untuk menetapkan tersangka lain jika memang terindikasi ikut menyebabkan terjadinya kebakaran. Penjeratan seluruh orang yang terlibat harus dilakukan untuk memberikan efek jera," jelas Asep dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/9/2023).
Apalagi tanaman endemik (unik) di kawasan Gunung Bromo turut terbakar dalam kejadian ini.
"Kemudian ada flora endemik seperti suket malela, anggrek tosari yang ikut terbakar. Ini kan sangat merugikan negara," tegasnya.
Asep mengatakan terkait pengenaan denda pada pelaku sangat tidak sebanding dengan kerugian yang terjadi. Diketahui pelaku hanya dikenakan denda Rp 1,5 miliar.
"Jika kita bicara kerugian alam dan dampaknya, tentu sangat tidak sebanding. Belum lagi biaya pemadaman yang sangat besar," papar Asep.
Ia pun mengatakan dampak ekonomi pada UMKM yang luar biasa, kehilangan pekerjaan, serta kerugian akibat hunian hotel yang menurun drastis.
"Selain itu, akibat kebakaran itu juga berdampak rusaknya biodiversity di sekitar Bromo, polusi dan recovery yang lama," kata Asep.
Mengantisipasi kejadian serupa, Asep pun meminta pemerintah untuk selalu siap menghadapi kekeringan termasuk ancaman kebakaran. Perlunya pembentukan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), terutama di daerah-daerah yang memiliki savana yang masih luas. Karena kebakaran hutan dan lahan dapat bereskalasi hingga membahayakan pemukiman masyarakat luas.
"Untuk itu Fraksi PPP mendesak pemerintah untuk segera membuat Sistem Penanggulangan Karhutla. Kami mendesak Pemerintah agar Kedepan Seluruh Taman Nasional Indonesia harus memiliki sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability). Sehingga kedepan wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional merasa lebih aman dan nyaman," tandasnya.
(prf/ega)