Kadispenad Brigjen TNI Hamim Tohari mengungkap hasil autopsi terhadap mayat Imam Masykur yang tewas diduga dianiaya tiga oknum TNI. Dia mengatakan Imam Masykur mengalami pendarahan di otak.
"Sudah, hasil autopsi sudah keluar," kata Hamim di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2023).
Dia mengatakan hasil autopsi jenazah Imam Maskur dikeluarkan oleh Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Hamim mengatakan Imam Masykur mengalami pendarahan di otak akibat benturan benda keras di leher.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil autopsi secara garis besar itu adalah akibat benturan benda keras di leher yang kemudian menyebabkan ada pendarahan di otak," ujarnya.
Hamim mengatakan pihaknya masih menyelidiki sebab pasti tewasnya Imam Masykur. Dia menjamin pengusutan kasus ini dilakukan hingga tuntas.
"Semuanya semua kemungkinan semua fakta kita selidiki, dan memang dari hasil sementara memang dilakukan lebih dari satu kali," tuturnya.
Hamim mengatakan memang sempat ada hasil visum yang menyebut Imam Masykur mengalami asma. Menurutnya, visum dilakukan di rumah sakit yang ada di Karawang.
"Itu kan visum awal yang asma, RS yang di Karawang. Tapi hasil autopsi dari RSPAD sudah ada," ujarnya.
Sebelumnya, Pomdam Jaya telah menetapkan anggota Paspampres, Praka RM, serta dua anggota TNI lainnya, Praka HS dan Praka J, sebagai tersangka di kasus tewasnya Imam Masykur. Kasus ini berawal saat korban Imam Masykur dibawa dari sebuah toko di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel) pada Sabtu (12/8).
Ketiga pelaku yang merupakan oknum TNI berpura-pura sebagai polisi saat membawa Imam Masykur, yang diduga menjual obat terlarang. Ketiga oknum TNI itu lalu memeras Imam Masykur agar tidak diproses hukum atas dugaan menjual obat terlarang. Dalam proses meminta uang itu, para pelaku menganiaya korban hingga tewas.
"Pelaku berpura-pura sebagai aparat kepolisian yang melakukan penangkapan terhadap korban karena korban diduga pedagang obat-obat ilegal (Tramadol dll)," kata Komandan Pomdam Jaya Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar saat dihubungi, Senin (28/8).