Viral di media sosial (medsos) seorang anak batita (bawah tiga tahun) diajak orang tuanya mendaki puncak Gunung Kerinci, Aksi orang tua mengajak batita yang diketahui berusia 2,5 tahun mendaki gunung itu menjadi sorotan.
Terkait peristiwa tersebut, pihak pengelola Gunung Kerinci juga telah memberikan keterangannya. Simak sederet hal yang diketahui terkait viralnya orang tua mengajak anak batita mendaki Gunung Kerinci berikut ini:
1) Batita Mendaki Gunung Viral di Medsos
Dalam video yang dilihat detikSumbagsel, Minggu (10/9/2023), tampak seorang batita berjalan sambil dipegang orang tuanya. Karena diduga tak sanggup berjalan lagi di tanjakan curam, orang tuanya tampak menggendong kembali anaknya.
Video tersebut diduga diambil saat summit atau perjalanan menuju puncak Gunung Kerinci yang memiliki ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dalam video juga terlihat, kondisi saat puncak tengah berkabut.
Dalam video itu juga tampak batita yang mengenakan jaket berwarna merah muda itu tergopoh-gopoh saat mendaki puncak Gunung Kerinci itu. Sementara dua orang yang mendampingi batita itu terlihat menggunakan topi dan berpakaian ala pendaki.
2) Pendakian Dilakukan pada Agustus 2023
Kepala Seksi Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Nurhamidi membenarkan adanya video tersebut. Nurhamidi mengatakan, pendakian itu terjadi sekitar bulan Agustus 2023 lalu dan dipandu oleh guide dan porter.
"Iya benar, memang kejadian itu di Gunung Kerinci dan mendaki dipandu sama guide terus ada porternya juga dari warga lokal Kerinci," kata Kepala Seksi Balai Besar TNKS, Nurhamidi, dilansir detikSumbagsel, Minggu (10/9/2023).
3) Ortu Telah Izin Mendaki Bersama Batita
Nurhamidi menjelaskan pendakian tersebut dilakukan oleh pendaki asal Surabaya. Mereka melakukan pendakian Gunung Kerinci pada 15 Agustus 2023 selama 2 hari dengan izin kembali turun pada 17 Agustus 2023.
"Yang mendaki ini asal dari Surabaya dan bersama kedua orang tuanya yang biasa naik gunung. Naik pada 15 Agustus turun 17 Agustus 2023," ungkap Nurhamidi
Menurut Nurhamidi, orang tua tersebut akan menanggung segala risiko karena membawa anak batita mendaki Gunung Kerinci. Mengingat, pendakian dilakukan berkelompok pada saat itu.
Nurhamidi menjelaskan hal terkait apakah balita atau anak di usia itu diperbolehkan mendaki atau tidak. Menurut dia, hal itu tentu tidak menjadi persoalan asalkan segala sesuatu menjadi tanggung jawab pihak keluarga.
"Kalau soal ini tentunya tidak ada aturan ya usia berapa saja yang boleh mendaki itu, karena mendaki itu untuk umum kan tidak ada batas usianya, hanya saja kalau untuk usia balita atau di bawah umur biasanya kan semua jadi tanggung jawab pihak orang tua dan bukan jadi tanggung jawab kami jadi segala sesuatu yang terjadi itu tentunya sudah risiko dari pendaki," jelas Nurhamidi.
4) Ortu Izin Mendaki Tak Sampai Puncak
Menurut Petugas R10 atau Pos Registrasi Pendakian Gunung Kerinci, Dudung menyebut awalnya kedua orang tua batita yang ikut dalam pendakian memberi tahu akan mendaki sampai batas Shelter 1. Artinya mereka izin mendaki tidak sampai puncak.
"Saat itu ada kedua orang tuanya datang ke pos jaga izin melapor mendaki dan akan sampai batas Shelter 1, lalu pulang," kata Dudung kepada detikSumbagsel, Minggu (10/9/2023).
5) Bohongi Petugas Ajak Batita ke Puncak
Namun, kata Dudung, saat sore hari yang seharusnya orang tua dan anak batita itu turun, namun ternyata mereka melanjutkan perjalanan. Mereka lanjut mendaki hingga ke Shelter 2 dan 3 serta summit ke puncak Gunung Kerinci.
"Di sore harinya mereka nggak turun dan terupdate 2 hari selanjutnya mereka beserta guide, porter dan kedua orang tuanya turun dari gunung dan menyatakan habis summit dalam keadaan selamat sehat semua," ujar Dudung.
(wia/imk)