Pasukan Formed Police Unit (FPU) Indonesia tinggal 9 hari lagi melaksanakan misi perdamaian di Bangui, Afrika Tengah, sebelum kembali lagi ke Tanah Air. 19 September 2023 menjadi hari yang paling dinanti oleh seluruh pasukan FPU 4 Indonesia di Bangui.
Mereka akan pulang ke Tanah Air dengan penuh sukacita untuk bertemu dengan keluarga tercinta. Tetapi tidak bagi Bripka Antoni Joko.
Antoni Joko pulang dengan dukacita. Ayahandanya baru saja wafat, padahal Antoni tinggal 22 hari lagi pulang ke Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Antoni merasa sangat bimbang saat menerima kabar orang tua satu-satunya telah pergi untuk selamanya. Perasaannya campur aduk manakala menerima kabar duka itu di tengah belahan dunia yang jauh dari kampung halamannya.
Personel Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya ini dihadapi kebimbangan antara pulang untuk melihat jenazah ayahnya untuk terakhir kalinya, atau tinggal di Camp Garuda Indonesia, Bangui, Afrika Tengah sampai misi selesai.
"Ini menjadi hari terberat bagi saya," kata Antoni saat berbincang dengan detikcom di Camp Garuda Indonesia, Jumat (8/9/2023) waktu setempat.
Antoni bisa saja pulang untuk melayat jenazah ayahnya. Namun ia akhirnya memilih untuk tinggal di Afrika Tengah sampai misi perdamaian selesai 19 September 2023 nanti.
"Kemarin ditawarin juga, tetapi kan tidak keburu juga, karena perjalanan 2 hari juga kan dan muslim kan harus cepat-cepat dimakamkan," katanya.
Meski begitu, Antoni tetap mengikuti prosesi pemakaman ayahanda melalui video call. Dengan keterbatasan sinyal di Bangui, Afrika Tengah, Antoni mengikuti prosesi pemakaman ayahnya dengan khidmat.
"Ikut video call dengan sinyal yang terbatas, nonstop video call," katanya.
Sebelum menerima kabar ayah meninggal dunia, Antoni sempat pulang menjalani cuti. Ia memilih pulang ke Tanah Air karena ayahnya saat itu sakit keras.
"Sebetulnya sebelumnya saya sempat pulang. Saya dikabari orang rumah 'bapak masuk ICU', izin pulang untuk cuti dan saya pulang untuk mengurus ayah saya yang sakit," ujarnya.
Kabar Dua Berturut-turut
Antoni bukan pertama kali ini menjalankan misi perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Sebelum menjalankan misi perdamaian di Afrika Tengah, pria beranak dua ini pernah ikut misi perdamaian di Sudan, pada 2017.
Sebelum berangkat ke Sudan, Antoni mendapatkan kemalangan. Ibundanya, meninggal dunia pada 2016, ketika Antoni hendak menjalankan praops untuk misi perdamaian di Sudan.
"Kalau waktu itu bisa pulang, karena praops itu sebelum terbang ke Sudan," tuturnya.
Pada 2019, Antoni juga mendapatkan kabar duka. Adik perempuannya meninggal dunia.
![]() |
Terakhir, pada 28 Agustus 2023, Antoni kehilangan ayahnya untuk terakhir kalinya. Kabar duka yang ia terima ini membuatnya begitu sedih.
"Saya waktu itu cuma bisa berdoa terus. Saya berdoa '(ayah) jangan diambil dulu' mau pulang soalnya," tambahnya.
Meski begitu, Antoni tetap tegar dan bersemangat. Setibanya di Indonesi, Antoni akan melayat ke makan orang tuanya.
"Paling nanti pulang saya langsung ke Sumut untuk melayat ke makam," imbuhnya.
Antoni adalah salah satu dari 140 personel FPU yang telah menjalankan misi perdamaian di Afrika Tengah sudah hampir setahun ini. Selanjutnya mereka akan digantikan oleh personel yang baru.
![]() |
Dua Kali Ikut Misi
Bripka Antoni adalah personel di Sub Direktorat Regident Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Dia sudah dua kali mengikuti misi perdamaian sebagai anggota FPU Indonesia.
Antoni begitu senang mendapatkan kesempatan menjalankan misi perdamaian PBB. Tugas Antoni adalah sebagai mekanik kendaraan dan perlengkapan yang ada di Afrika Tengah.
(mei/knv)